Sabtu, 18 Mei 2024

Satu Jamaah Haji Embarkasi Balikpapan Meninggal, Andi Muhammad Ishak Pastikan Bukan Warga Kaltim

Senin, 8 Agustus 2022 22:46

Ketua Komisi VIII DPR Yandri Susanto memastikan dana calon jamaah untuk ibadah haji tidak akan dialokasikan untuk penanggulangan wabah virus Corona. Foto/SINDOnews

POLITIKAL.ID - Satu jamaah embarkasi haji Kalimantan Timur (Kaltim) meninggal dunia. Hal itu disampaikan Kepala Biro Kesra Setdaprov Kaltim Andi Muhammad Ishak. Ia mengungkapkan, hingga saat ini terdapat satu orang jamaah haji embarkasi Kaltim yang meninggal di Arab Saudi. Namun begitu, jamaah haji tersebut bukan berasal dari Kaltim, melainkan asal Sulawesi Utara. Selain itu, seorang jamaah haji asal Kaltim saat ini menjalani perawatan di rumah sakit di Arab Saudi. "Terkait kondisi sekarang jamaah haji. Dikabarkan baru satu orang dari Embarkasi Balikpapan, Kaltim meninggal. Tapi domisili jamaah haji ini asli dari Sulawesi Utara, hanya saja berangkat melalui embarkasi Balikpapan. Tapi kalau jamaah haji asli dari Kaltim sendiri hingga saat ini belum ada yang dikabarkan meninggal dunia, tapi yang dirawat ada satu orang, " ujarnya. Untuk pemulangan jamaah haji dari embarkasi Balikpapan ada 2 kloter, total sebanyak 718 orang jamaah haji. Selanjutnya kloter 3 akan tiba di bandara SAMS Sepinggan Balikpapan pada tanggal 13 Agustus 2022 mendatang. Masih kata dia, dari hasil pemeriksaan tes antigen seluruh jamaah haji yang sampai di bandara SAMM Sepinggan Balikpapan menunjukkan hasil negatif. Walaupun diakui Andi, beberapa jamaah terlihat lelah karena menunggu proses evakuasi dari bandara ke asrama haji Batakan, Balikpapan membutuhkan waktu yang tidak sebentar. "Kemarin tes antigen alhamdulillah negatif semua. Mudah-mudahan sampai terakhir tanggal 13 Agustus nanti tidak ada yang terkonfirmasi COVID-19, " katanya. "Memang perlu proses pada pemeriksaan hingga evakuasi, ini yang membuat jamaah lelah dan kita mencoba betul supaya jamaah ini benar-benar terjaga kesehatannya, " sambungnya. Untuk proses pemeriksaan jamaah haji yang baru pulang ke tanah air, diakui Andi memang ada aturan yang harus dilaksanakan. Yakni pemeriksaan kesehatan, skrining untuk mengidentifikasi adanya virus. "Karena ada peningkatan kasus, akhirnya keluar surat dari Dirjen P2P bahwa semua harus diskrining dan ini memakan waktu. Tapi dari KKP sudah menyiapkan petugas yang lebih banyak, sehingga bisa lebih cepat, " katanya. (adv/Kominfo Kaltim)
Tag berita:
Berita terkait