POLITIKAL.ID - Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam pidato politik 'Indonesia 5 tahun ke depan' di Cibubur, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (7/2) menyampaikan pandangannya soal gelombang petisi dan pernyataan kritis yang terjadi pada Pemilu 2024.
Sebagai informasi, perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta ramai-ramai mengeluarkan pernyataan sikap mengkritik demokrasi era Jokowi yang dianggap mengalami kemunduran serta menuntut Pemilu 2024 yang jujur dan adil.
Berawal dari Petisi Bulaksumur, UGM, Yogyakarta pada 31 Januari lalu, pernyataan sikap tersebut terus merebak di kampus-kampus penjuru Indonesia.Kampus-kampus pada intinya menyampaikan kritik sekaligus kekhawatiran atas netralitas penyelenggara negara di Pemilu 2024, serta kemunduran demokras
SBY mengatakan gerakan yang muncul dari berbagai daerah dan sejumlah rektor, guru besar serta mahasiswa itu sejatinya menyuarakan pentingnya pemilu Indonesia yang damai, jujur, dan adil.
"Secara implisit, mereka khawatir jika pemilu tahun 2024 ini tidak berlangsung secara damai, secara jujur, dan secara adil," kata SBY.
Di sisi lain, SBY juga menyoroti munculnya pernyataan politik yang menurutnya berlebihan. Di antaranya apabila pilpres hanya berlangsung satu putaran berarti curang. Serta apabila gelaran pilpres curang, maka rakyat tidak akan terima dan negara siap-siap mengalami kekacauan.