POLITIKAL.ID - Berita Nasional yang dikutip POLITIKAL.ID tentang tentara Taiwan yang tewas dalam simulasi perang lawan China.
Kamis (16/7) waktu setempat, Dua tentara Taiwan tewas dalam kecelakaan helikopter saat latihan perang dan simulasi serangan dari China.
Dua tentara Taiwan tewas dalam kecelakaan helikopter saat latihan perang dan simulasi serangan dari China, Kamis (16/7) waktu setempat.
Seperti dikutip dari AFP, helikopter Bell OH-58D itu jatuh dalam penerbangan menuju Pangkalan Udara Hsinchu.
Pilot dan co-pilot tewas dalam insiden itu.
"Pilot Mayor Chien Jen-chuan dan co-pilot Kapten Kao Chia-lung dilarikan ke rumah sakit namun nyawanya tidak tertolong," kata Kementerian Pertahanan Taiwan dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari South China Morning Post.
Hingga kini belum diketahui penyebab helikopter militer itu jatuh.
Latihan yang digelar lima hari itu bertujuan untuk menguji seberapa tangguh angkatan bersenjata Taiwan dalam menghadapi invasi China.
Simulasi tersebut melibatkan jet tempur, kapal perang, dan pasukan darat Taiwan yang memukul mundur musuh di pantai pusat kota Taichung. Operasi tersebut diikuti sekitar 8.000 personel.
Selama ini China menganggap Taiwan sebagai wilayah pembangkang yang ingin memerdekakan diri, dan bersumpah akan merebut, meski dengan kekerasan.
Belakangan, China kerap mengerahkan sejumlah jet tempur untuk menerobos wilayah pertahanan udara Taiwan.
Taiwan sampai saat ini menolak klaim China.
Mereka juga menolak tawaran model pemerintahan 'satu negara dua sistem' seperti yang dijanjikan di Hong Kong.
Taiwan terus memperkuat sistem pertahanan yang sebagian besar didominasi oleh perangkat senjata buatan Amerika Serikat.
Meski begitu, China masih jauh unggul dibanding Taiwan lantaran memiliki jumlah alutsista yang lebih banyak.
Bahkan, Negeri Tirai Bambu terus menggenjot pembuatan sejumlah alutsista seperti pesawat tempur siluman hingga kapal induk sendiri demi menambah armada.
Di tengah ancaman provokasi China yang terus meningkat, AS sepakat memperbarui sistem pertahanan rudal Patriot milik Taiwan senilai US$620 juta atau Rp8,9 triliun.
Kemlu AS menuturkan Taiwan telah mengajukan minat membeli sejumlah komponen demi meningkatkan kapasitas dan kapabilitas rudal Patriot "demi mendukung masa operasional" senjata itu selama 30 tahun.
Perusahaan industri pertahanan AS, Lockheed Martin, akan menjadi kontraktor utama pembaruan sistem rudal tersebut.
Namun kesepakatan itu menuai kecaman dari China.
Tiongkok akan menjatuhkan sanksi pada Lockheed Martin, karena terlibat dalam penjualan komponen rudal ke Taiwan. (*)
Artikel ini telah tayang di cnnindonesia.com dengan judul "Dua Tentara Taiwan Tewas Saat Simulasi Perang Lawan China"