Senin, 25 November 2024

Terungkap, Jokowi Minta Bantuan Sri Sultan Hamengku Buwono X Fasilitasi Bertemu Ketum PDIP Megawati

Sabtu, 10 Februari 2024 10:15

Jokowi minta bantuan Sri Sultan Hamengku Buwono X fasilitasi pertemuannya dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri

POLITIKAL.ID - Presiden Jokowi disebut-sebut punya misi khusus saat kunjungannya ke Keraton Kilen, Yogyakarta, Minggu (28/1/2024) silam.

Bertemu empat mata dengan Sri Sultan Hamengku Buwono X, Jokowi mengaku membahas situasi politik nasional dan internasional.

Belakangan terungkap misi sebenarnya Jokowi berkunjung ke kediaman Sri Sultan Hamengku Buwono X tersebut.

Rupanya Jokowi meminta bantuan Sultan Jogja berkenan memfasilitasi pertemuan dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Kabar ini diungkap pengamat militer Connie Rahakundini Bakrie yang mengaku sempat bertemu dengan Sri Sultan Hamengku Buwono X setelah Sultan Jogja tersebut menjamu Jokowi

Connie menceritakan Jokowi meminta kesediaan Sri Sultan Hamengku Buwono X untuk memfasilitasi pertemuan dengan Megawati Soekarnoputri.

"Dia [Jokowi] bilang, 'Kalau nanti bertemu dengan Ibu Mega, Sultan berkenan enggak memfasilitasi?'. Bukan [Jokowi] minta [dipertemukan dengan Megawati]," ujar Connie Rahakundini Bakrie mengutip Bisnis, Jumat (9/2/2024). 

Connie juga menceritakan bahwa  Sri Sultan Hamengku Buwono X sempat berpesan kepada Jokowi agar tidak menyakiti Megawati Soekarnoputri.

Sri Sultan, kata Connie menganggap Megawati tak cuma Presiden RI ke-5, tetapi anak dari proklamator, Presiden Soekarno.

Connie berpendapat Jokowi telah salah dalam melangkah, sehingga saat ini sulit bertemu dengan Ketua Umum PDIP.

"Salah Presiden [Jokowi] menyakiti Ibu Mega, sekarang mau bertemu dengannya," kata Connie.

Sebelumnya, kubu PDIP sudah menegaskan bahwa Megawati tidak akan mau bertemu dengan Presiden Jokowi sebelum Pilpres 2024 berakhir.

Megawati dan Jokowi dianggap telah berbeda jalan di Pilpres 2024.

Ketum PDIP itu berada di pihak capres dan cawapres nomor urut 3 Ganjar-Mahfud MD.

Sedangkan Jokowi dianggap lebih condong mendukung capres dan cawapres nomor urut 2, Prabowo-Gibran.

Megawati Singgung Pemimimpin Jangan Bodoh

Dalam kampanye Akbar Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Hajatan Rakyat 3 Menang Total, Banyuwangi, Jawa Timur, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sempat menyinggung pemimpin bodoh, Kamis (8/2/2024).

Pernyataan itu terucap ketika Megawati mengajak para massa yang menghadiri kampanye untuk melihat figor yang cocok sebagai pemimpin Indonesia ke depan.

"Pemilihan umum itu sebenarnya hanya sebuah proses lima tahunan, untuk apa? untuk mencari pemimpin yang mumpuni, nah mumpuni itu opo? Kalau ada pemimpin yang bodoh mau dipilih apa tidak?" tanya Megawati.

Megawati mengatakan, sosok yang mumpuni ciri-cirinya seperti ayahanda yang juga Presiden Pertama RI Soekarno. Selain mumpuni, Megawati mengungkapkan Soekarno juga berparas tampan.

"Jadi namanya saja pemimpin, nah seperti Bung Karno bapak saya, orangnya itu ngganteng, makanya saya putrinya jadi cantik, cucunya yo cantik, sudah itu apa, pintar," kata Megawati Soekarnoputri.

Di sisi lain, Megawati turut mengingatkan agar masyarakat tak terkecoh dengan paras capres-cawapres.

Menurutnya, calon pemimpin Indonesia selanjutmya haruslah orang yang pandai, memiliki etika serta moral yang baik.

"Hayo, jadi jangan kepincut sama rupa, yang pertama boleh ngeliat ganteng, cantik. Yang kedua apa? Harus pintar, punya etika dan moral, menyayangi seluruh rakyat Indonesia yang akan dia pimpin, betul apa tidak?" ungkap Megawati.

Presiden Indonesia selanjutnya, kata Megawati, harus merupakan sosok yang menyayangi rakyatnya. Bukan yang mengancam atau mengintimidasi demi kepentingan politiknya.

"Tidak boleh seperti banyak kejadian kemarin. Saya bengok-bengok (teriak-teriak) terus orang bilangnya gini 'Ibu Mega kok suka marah-marah' tidak, tapi saya membela rakyat saya yang ditindas, yang diintimidasi," ucap Megawati.

"Karena kalian semua inilah sebenarnya yang punya hak, hak untuk opo? Untuk memilih," tambah Ketum PDIP tersebut.

(REDAKSI)

Tag berita:
Berita terkait