POLITIKAL.ID - Ketua KPU RI Hasyim Asy'ari menjelaskan tentang faktor fanatisme dan favoritisme terhadap Prabowo Subianto yang mengakibatkan tingginya raihan suara Prabowo-Gibran di Pilpres 2024.
Ia meminta penjelasan ahli ekonomi Universitas Indonesia (UI) Vid Adrison yang dihadirkan tim Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) yang menyebutkan suara Prabowo di 2024 naik karena ada dukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan bantuan sosial.
Menurut Hasyim, Prabowo sudah empat kali ikut Pilpres dan ada faktor fanatisme dan favoritisme dari sejumlah masyarakat terhadapnya.
"Saya tidak tahu persis apakah ahli belajar tentang teori political behavior, dan lebih spesifik votting behavior, mungkin bisa dijelaskan sekiranya mempelajari itu tentang faktor fanatisme dan favoritisme terhadap orang yang namanya Prabowo?" tanya Hasyim dalam sidang lanjutan di MK, Jakarta Pusat, Senin (1/4/2024).
"Karena sepanjang catatan sejarah, hanya orang yang namanya Prabowo maju dalam pencapresan itu 4 kali, 2009 sebagai cawapres, 2014 sebagai capres, 2019 sebagai capres, dan 2024 sebagai capres. Sekiranya bisa dijelaskan faktor favoritisme dan fanatisme rakyat atau pemilih terhadap Prabowo?" imbuh Hasyim.
Bawaslu Sebut Dugaan Penggelembungan Suara Paslon 02 Tak Penuhi Materiil
Vid Adrison pun menjelaskan data yang dia kumpulkan.
Vid mengatakan yang mempengaruhi pemilih Prabowo dalam Pilpres ini adalah Presiden Jokowi. Menurutnya, Jokowi adalah salah satu faktor pendorong orang memilih paslon nomor urut 02.
"Apakah faktor fanatisme sudah diperhitungkan, kita lihat di sini, faktor fanatisme itu adalah perolehan suara pada periode sebelumnya. Saya menggunakan dua proxy, untuk kolom yang ketiga, saya menggunakan versi petahana yang paslon 02 itu direfleksikan oleh perolehan Jokowi di 2019 karena ada pandangan dari masyarakat bahwa paslon 02 didukung oleh Presiden Jokowi," kata Vid.
"Hasilnya memang signifikan, jadi ada unsur fanatisme tapi lebih ke arah fanatisme kepada Jokowi. Kenapa kesimpulan seperti itu, karena ketika saya menggunakan di kolom keempat, saya menggunakan vote dari Prabowo di 2019 ternyata hasilnya tidak ada bintang alias tidak ada efek. Silakan di-challenge nanti, nggak apa-apa saya kasih syntax datanya,"imbuh Vid.
(Redaksi)