POLITIKAL.ID - Viral di media sosial (medsos), seorang WNI (Warga Negara Indonesia) bersongkok yang mengaku menerima surat suara Pilpres 2024 dalam keadaan sudah tercoblos, pada pemungutan suara di Arab Saudi, Minggu(11/2/2024).
Video tersebut viral di medsos lantaran surat suara yang diterima justru sudah tercoblos pasangan calon presiden (capres) dan wakil presiden (cawapres) nomor urut 02, Prabowo-Gibran.
Pria tersebut tampak membuka lebar-lebar surat suara yang hendak dicoblosnya. Ia melakukan itu di luar bilik suara sembari menunjukkan kejanggalan tersebut kepada orang yang merekam video.
Merespons video yang viral itu, Ketua Bawaslu RI Rahmat Bagja mengaku ada kejanggalan dalam gerak-gerik pria di Arab Saudi tersebut.
Pasalnya, pria tersebut menunjukkan surat suara di luar bilik, menurut Rahmat Bagja hal itu tidak boleh dilakukan pemilih.
"Pertama, yang namanya surat suara tidak boleh keluar dari bilik suara. Ini agak aneh, tiba-tiba tadi ada bisa ditampilkan dan direkam," ujar Rahmat Bagja.
Meski demikian, Bawaslu RI berjanji menelusuri kebenaran duduk perkara ini kepada Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Jeddah.
"Kalau surat suara rusak seharusnya berhenti dulu. Kami sampaikan ke KPPSLN (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara Luar Negeri) berhenti dulu, 'ini surat suara kok tercoblos', ini harus dihentikan dulu semua. Kalau surat suaranya tercoblos semua berarti itu jadi masalah besar," ungkapnya.
Menurutnya, jika ada satu surat suara tercoblos yang dapat terkonfirmasi, kemudian itu sengaja diviralkan di medsos, maka akan memunculakn persepsi seluruh proses yang dilakukan KPPSLN bermasalah.
Bagja menilai video viral dari Arab Saudi itu harus diperiksa, ulai dari lokasi persisnya.
Kendati telah menerima banyak laporan soal itu, Bagja mengaku belum berkomunikasi langsung dengan PPLN Jeddah selaku perpanjangan tangan KPU di mancanegara.
"Surat suara itu tidak boleh keluar dari bilik suara, kecuali ditampilkan kepada Ketua KPPS. Ini juga kita cek, ini betul/enggak prosesnya? Jangan sampai ini menimbulkan gesekan dan juga isu-isu yang tidak benar," kata Bagja.
"Kami yakin KPPS telah melakukan tugasnya dengan baik. Kalaupun kemudian terjadi ya, harus bisa dibuktikan, misalnya, seluruh surat suara pada hari itu, surat suara sudah tercoblos. Nah ini untuk meminimalisir isu-isu tentang terjadi kecurangan dalam tanda kutip," tambahnya.
PPLN Buka Suara
Terpisah, Ketua Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Jeddah Yasmi Andriansyah membantah adanya kecurangan dalam bentuk surat suara yang tercoblos, seperti yang dinarasikan video viral.
Yasmi menegaskan, pemilih dalam video tersebut adalah WNI bernama Abdul Wahid yang belakangan mengaku tidak teliti saat melakukan pencoblosan di bilik suara.
"Pertama, Buya Abdul Wahid sudah menyatakan ketidaktelitian beliau pada saat pencoblosan. Kedua, beliau sangat tidak setuju dan menyayangkan narasi yang beredar seolah telah terjadi kecurangan," ungkap Yasmi dalam keterangan video.
Abdul Wahid, kata Yasmi, telah mengatakan kepada PPLN bahwa para penyelenggara pemilu di Jeddah telah melayani dengan baik proses pemungutan suara.
PPLN Jeddah bakal menindaklanjuti penyebaran informasi keliru ini dengan menggandeng kepolisian.
"Kami PPLN Jeddah akan meminta kepolisian untuk melakukan investigasi menyeluruh atas penyebaran informasi yang menyesatkan ini," ucapnya.
(REDAKSI)