Jumat, 22 November 2024

Internasional

Virus Zombi Berusia Hampir 50 Tahun Kembali Dihidupkan Ilmuwan Prancis

Jumat, 2 Desember 2022 17:21

ILMUWAN - Ilmuwan Prancis Hidupkan "Virus Zombi" berusia 48.500 Tahun.

POLITIKAL.ID -  Sejumlah ilmuwan telah membangkitkan sejumlah 'virus zombi' dari tanah beku Siberia, termasuk yang diperkirakan berusia 48.500 tahun. Usia tersebut merupakan rekor untuk suatu virus beku yang kembali ke keadaan mampu menginfeksi organisme lainnya.

Tim yang meneliti 'virus-virus zombi' ini diketuai oleh seorang ahli mikrobiologi dari French Nationtific Research, Jean-Marie Alempic. Dikutip dari Sciencealert, para pennal Centre for Scieeliti tersebut mengungkap, virus-virus yang dihidupkan kembali ini berpotensi menjadi ancaman yang signifikan untuk kesehatan masyarakat.

"Seperempat belahan Bumi utara ditopang oleh tanah beku permanen yang disebut sebagai permafrost," tulis para peneliti dalam riset mereka yang bertajuk "An Update on Eukaryotic Viruses Revived from Ancient Permafrost".

Pada publikasi ilmiah tersebut dituliskan, dikarenakan iklim yang menghangat, tanah beku yang mencair ikut melepaskan material yang telah membeku hingga satu juta tahun. Sebagian besar terurai menjadi karbon dioksida dan metana sehingga semakin meningkatkan efek gas rumah kaca.

Virus amoeba berusia 48.500 tahun itu pada dasarnya hanya salah satu dari 13 virus yang dianalisis dalam penelitian. Sembilan di antaranya diperkirakan berusia puluhan ribu tahun.

Para ahli telah menegaskan bahwa setiap virus tersebut memiliki genom yang berbeda dari virus-virus yang telah diketahui di dunia ini.

Virus-virus ini ditemukan di kedalaman danau, bulu mammoth, dan usus serigala Siberia yang terkubur di kedalaman tanah beku. Para ilmuwan membuktikan bahwa virus-virus tersebut masih berpotensi sebagai patogen.

Namun, para peneliti virus ini juga mengatakan, dengan adanya antibiotik yang ada saat ini, maka mungkin dapat dikatakan bahwa virus-virus tersebut tidak terlalu mengancam.

Virus baru seperti SARS-CoV-2 bisa lebih membahayakan kesehatan masyarakat, utamanya karena Arktik menjadi lebih padat penduduknya.

"Situasinya dapat jauh lebih berbahaya bagi tanaman, hewan, atau manusia yang terkena kebangkitan virus kuno," tulis peneliti.

"Sehingga, sah-sah saja untuk menduga bahwa virus kuno tetap bisa menginfeksi dan kembali ke lingkungan seiring dengan mencairnya permukaan tanah yang membeku," lanjut mereka.

Tim tersebut dibentuk untuk menggali virus-virus yang terkubur di Siberia dengan konteks, penelitian sebelumnya telah mengungkap virus berusia 30 ribu tahun.

Virus yang dihidupkan kembali ini dinamakan sebagai Pandoravirus yedoma. Virus tersebut memiliki ukuran yang cukup raksasa untuk dilihat menggunakan mikroskop cahaya.

Ahli virologi dari University of California Eric Delwart setuju bahwa virus-virus berukuran raksasa itu hanyalah permulaan untuk mengeksplorasi apa yang tersembunyi di bawah tanah beku. Walaupun Delwart tidak terlibat dalam penelitian ini, dia memiliki banyak pengalaman mengungkap virus-virus tumbuhan purba.

"Apabila penulis benar-benar mengisolasi virus hidup dari tanah beku kuno, kemungkinan virus mamalia yang lebih kecil dan sederhana juga akan bertahan dalam keadaan beku selama ribuan tahun," ujarnya kepada New Scientists. (Redaksi)

Tag berita: