Selain fokus pada keselamatan, Subandi mengingatkan bahwa kehadiran buaya merupakan bagian integral dari ekosistem sungai dan pesisir Kaltim.
Oleh karena itu, langkah-langkah konservasi berkelanjutan juga sangat penting agar konflik antara manusia dan satwa bisa diminimalisir tanpa mengorbankan habitat alami buaya.
“Diperlukan pendekatan yang tidak hanya menjaga keselamatan masyarakat, tetapi juga memperhatikan kelestarian habitat buaya,” ungkapnya.
Subandi juga mendorong kolaborasi antara pemerintah daerah, BKSDA, masyarakat, dan para ahli dalam satwa liar untuk mencari solusi jangka panjang.
Ia menyoroti pentingnya memanfaatkan teknologi, seperti sistem pemantauan pergerakan buaya, yang dapat memberikan jalur aman bagi masyarakat.
Dengan langkah yang kolaboratif dan berbasis pada konservasi, diharapkan ancaman serangan buaya dapat diminimalkan, sehingga keseimbangan alam dan keselamatan masyarakat dapat berjalan beriringan. (adv/disporakaltim)