Sabtu, 27 April 2024

Manuver Amien Dinilai Sebagai Bentuk Kekecewaan Terhadap PAN

Rabu, 4 Maret 2020 8:22

Amien Rais meminta pemerintah tak mengesahkan Kongres V PAN yang dimenangkan Zulkifli Hasan. (CNN Indonesia/Martahan Sohuturon)

POLITIKAL.ID - Perseteruan antara Amien Rais dan Zulkifli Hasan di tubuh Partai Amanat Nasional (PAN) kian hari makin memuncak. Pendiri partai berlambang matahari putih itu melontarkan manuver-manuver politik yang kerap kali mencederai partainya sendiri.

Amien meminta pemerintah tidak mengesahkan hasil Kongres V PAN yang diselenggarakan di Kendari, Sulawesi Tenggara, pada 10-12 Februari 2020. Kericuhan pun sempat terjadi, bahkan aksi lempar kursi mewarnai Kongres itu.

Amien tak segan memberikan bukti yang cukup lengkap tentang hal-hal yang terjadi di Kongres tersebut. Hal itu pun ia sampaikan melalui akun media sosialnya sendiri. Ia juga menuding terdapat kekuatan pihak luar yang turut merusak dan menghancurkan partai besutannya itu.

Direktur Lembaga Survei Indonesia (LSI) Djayadi Hanan menilai manuver Amien merupakan bentuk kekecewaannya di partai. Ditambah lagi ketika pihak yang diusung dirinya kalah dalam pemilihan ketua umum.

"Pak Amien sendiri agak syok karena untuk pertama kalinya mengalami kekalahan. Sebagai pendiri utama PAN, mungkin secara rasional dia sudah mulai berhitung," kata Djayadi saat dihubungi oleh CNNIndonesia.com, Jumat (8/2).

Djayadi berpendapat ungkapan kekecewaan Amien tak akan berlangsung lama. Mengingat, dirinya sudah terlampau jauh membawa nama besar PAN dalam membuat dirinya melekat sebagai tokoh ikonik partai berlambat bintang tersebut.

Ia menjelaskan kini kedua kubu tersebut harus berdamai untuk membuat partai tersebut tetap eksis. Pasalnya, kata Djayadi, tak mungkin Amien memilih jalan untuk menghancurkan partainya sendiri. Oleh sebab itu, ia menganggap bahwa manuver Amien Rais belakangan ini masih dalam tahap wajar.

Namun, ia pun tak dapat menampik bahwa pertimbangan respons dari kubu Zulhas masih penting untuk mendamaikan kedua pihak. Dalam hal ini, akomodasi jabatan dapat menjadi satu solusi konkrit.

"Saya kira pasti tidak akan (pecah), pasti lebih punya jalan untuk melakukan akomodasi. Pak Zulhas lebih punya kesempatan untuk melakukan akomodasi," ujarnya.

Halaman 
Tag berita:
Berita terkait