Jumat, 26 April 2024

Perjuangan Kartini yang Belum Tuntas

Selasa, 21 April 2020 2:9

IST

POLITIKAL.ID, SAMARINDA - Tepat tanggal 21 April setiap tahunnya kita selalu memperingati Hari Kartini.

Dimana pada hari ini mengingatkan kita pada perjuangan Raden Adjeng Kartini dan pejuang perempuan lainnya dalam memperjuangkan emansipasi perempuan dari zaman Hindia Belanda hingga saat ini.

Siapa sih R.A Kartini ? Kartini merupakan pahlawan perempuan beliau lahir tanggal 21 April 1879 di kota Jepara.

Ia lahir dari keluarga bangsawan. Ayahnya bernama R.M. Sosrodiningrat merupakan orang yang terpandang sebab posisinya sebagai Bupati Jepara.

Sedangkan Ibunya yang bernama M.A. Ngasirah, beliau ini merupakan anak seorang kiai atau guru agama di Telukawur, Kota Jepara.

Awal perjuangan Kartini itu dimulai sejak ia berusia 12 tahun. Ia dilarang melanjutkan studinya setelah sebelumnya bersekolah di Europese Lagere School (ELS) dimana ia bisa belajar bahasa Belanda, dari sinilah yang menyulut hati Kartini untuk memperjuangkan hak wanita di Indonesia.

Kartini mulai menulis beberapa surat-surat agar bisa membebaskan kaum wanita. Surat-surat yang kartini tulis lebih banyak berupa keluhan-keluhan mengenai kondisi wanita pribumi dimana ia melihat contoh kebudayaan jawa yang ketika itu lebih banyak menghambat kemajuan dari perempuan pribumi.

Ia juga mengungkapkan dalam surat-suratnya bahwa ada banyak kendala yang dihadapi perempuan pribumi khususnya di Jawa agar bisa lebih maju.

Kartini menuliskan penderitaan perempuan di jawa seperti harus dipingit, tidak bebas dalam menuntut ilmu atau belajar, serta adanya adat yang mengekang kebebasan perempuan.

Selain itu, tulisan-tulisan Kartini juga berisi tentang makna Ketuhanan, Kebijaksanaan, Keindahan, kemanusiaan dan juga Nasionalisme.

Namun dengan kondisi pada saat itu, perjuangan Kartini selalu dikerdilkan dalam memperjuangkan hak kaum perempuan. Nasionalisme yang digagasnya pun masih sangat konseptual dan tercerai-berai dalam tiap pucuk surat sehingga sulit diterjemahkan ke dalam dunia pergerakan.

Meskipun banyak yang menentang usahanya, Kartini tidak pernah patah semangat dalam memperjuangan hak perempuan itu hingga membuahkan hasil yang dapat kita rasakan hingga saat ini yakni, persamaan hak antara kaum prempuan dan laki – laki dalam menunut ilmu pendidikan.

Halaman 
Tag berita:
Berita terkait