Jumat, 22 November 2024

Di Hadapan Brigjen TNI Dendi Suryadi, Anak di Kukar Korban Luka Bakar Sampaikan Cita-cita Mulia

Selasa, 16 Juli 2024 17:52

Brigjen TNI Dendi Suryadi saat melakukan silaturahmi dengan masyarakat di Kecamatan Sebulu, Kabupaten Kutai Kartanegara (IST)

Mulai taman kanak-kanak TK Kenari, SDN 002 di Jalan Bhayangkara, SMP Negeri 1, dan SMA Negeri 1 Kota Samarinda.

Memiliki darah putra daerah dari sang ibu yang asli warga Kutai, Brigjen TNI Dendi Suryadi, merupakan jenderal pertama dari Kaltim, putra asli kutai pertama yang meraih bintang satu di jajaran Perwira Tinggi TNI AD.

Perwira tinggi yang merupakan putra daerah Kaltim ini, berkarir selama 31 tahun di dunia kemiliteran, membuatnya ingin berdedikasi lebih banyak kepada daerah asalnya, serta untuk masyarakat banyak. 

Salah satunya menjadi Kepala Daerah dengan maju di Pilkada 2024 mendatang. 

Dendi mengungkap apa yang menjadi alasan dirinya mau untuk berkarir di dunia politik tersebut.

Ada dua alasan dirinya bisa maju sebagai bacalon bupati Kukar

Pertama, karena mendapatkan restu dari orang tuanya, dan kedua, ingin bermanfaat untuk orang banyak.

"Sebelumnya saya meminta restu dari orang tua dulu, dan telah mendapat restu. Saya ingin berkarir di dunia politik, dan ingin bermanfaat untuk orang banyak," ujarnya.

Menurutnya restu orang tua, sangatlah penting dan semua agama mengajarkan demikian.

Sebelum resmi menyandang bintang satu, Dendi merupakan seorang lulusan akmil pada tahun 1993 di Magelang, Jawa Tengah. 

Kemudian melanjutkan karir militernya di Batalyon 512/DY sebagai Komandan Peleton dan Komandan Kompi, serta jabatan lainnya sebagai Dandim 0906/Kutai Kartanegara, Komandan Rindam II/Sriwijaya dan Kepala Staf Korem 043/Garuda Hitam. 

Di sisi lain, Dendi selama menjadi prajurit, juga tidak melupakan pendidikan. Ia pun berkuliah, di Universitas Kadiri, Kediri, Jawa Timur.

Serta melanjutkan pendidikannya hingga jenjang strata-2 (S2).

Lulus dari bangku SMA, Dendi sempat berkuliah di Universitas Mulawarman (Unmul) Fakultas Pertanian, namun hanya semester 1, karena saat itu ia juga mendaftar di Akabri dan lulus.

“Jadi saya saat menjadi prajurit baru melanjutkan pendidikan. Tujuh tahun saya di Fakultas Hukum. Kemudian tahun 2013 lanjut ambil S-2 di Universitas Brawijaya. Tapi itu kelas kerja sama dengan Unmul (Universitas Mulawarman). Karena saat itu belum ada S-2 Hukum di Unmul. Jadi kuliahnya tetap di Samarinda,” jelasnya.

Dendi tak menampik, kerja keras, kedisiplinan, kegigihannya dan doa orang tua, khususnya ibunda, ia bisa menjalankan tugas di militer.

“Selain kepada Tuhan, taat kepada orang tua, maka sangat penting restu orang tua. Di islam, kata Rasulullah SAW, ridho Allah ada di ridho orang tua,” ungkapnya.

Selain itu, ia mengungkapkan bahwa Kaltim merupakan daerah yang cukup potensial. 

Halaman 
Tag berita:
Berita terkait