Feri berkata parpol-parpol tersebut perlu membenahi sistem pemilihan ketua umum menjadi lebih demokratis. Sebab jika masih sekadar menimbang garis keturunan, maka akan ada perebutan antarpewaris sang ketua umum.
"Apakah penguatan partai terjadi atau partai tetap didominasi keluarga-keluarga tertentu, sehingga ujungnya soal itu-itu lagi. Bagaimana pun itu tidak baik untuk demokrasi," ujar dia.
Lebih lanjut, Feri menyarankan partai-partai itu mengadopsi sistem konvensi. Selama ini konvensi pernah diterapkan parpol di Indonesia, tapi hanya saat menentukan capres.
"Jadi ada tahapan di tingkat daerah, sampai ke tingkat nasional dalam penentuan ketua partai. Sehingga ketua partai betul-betul bekerja demi kader partai dan menyukseskan partai," tuturnya.
Artikel ini sebelumnya telah terbit dengan judul Pengamat Prediksi 4 Parpol Bakal Bergejolak Jelang 2024.