Tawaran Abbas untuk meremajakan Kuartet Timur Tengah, yang belum mengeluarkan pernyataan dalam hampir dua tahun, datang pada hari yang sama dengan Dewan Keamanan PBB mengadakan konferensi virtual yang membahas konflik Israel-Palestina.
Para peserta membahas kekerasan yang memburuk antara pasukan Israel dan milisi Palestina di Gaza, garis pantai yang dijalankan oleh gerakan Islam Hamas, serta situasi kemanusiaan yang memburuk, dan cara terbaik untuk mempertemukan pihak-pihak yang berkonflik untuk melakukan pembicaraan."
Kuartet Timur Tengah didirikan pada tahun 2002, sejalan dengan pemberontakan Palestina yang dikenal sebagai Intifada Kedua dan tindakan keras Israel yang menyapu wilayah di mana kedua bangsa telah berperang selama beberapa dekade.
Sementara perwakilan dari kelompok internasional telah bertemu secara berkala selama bertahun-tahun, ketegangan dan ketidaksepakatan berlaku hingga hari ini, terutama setelah langkah kontroversial yang diambil oleh Presiden AS Donald Trump.
Kuartet itu belum bertemu sejak September 2018, beberapa bulan setelah Gedung Putih memindahkan kedutaan Washington ke Yerusalem, mengakui kota suci yang diperebutkan itu sebagai Ibu Kota Israel.
Langkah itu mendorong kepemimpinan Palestina untuk mempertimbangkan peran AS dalam pembicaraan damai yang telah berlangsung lama secara efektif. (*)
Artikel ini telah tayang di sindonews.com dengan judul "AS Kepada Palestina: Ikuti Kesepakatan Perdamaian Trump"