Ia berdalih sengaja mundur karena alasan dinamika internal TPN Ganjar-Mahfud.
"Saya mundur sejak pertengahan November yang lalu karena memang ada dinamika internal dan saya mundur bersepakat dengan pimpinan TPN secara baik-baik," ujar Prabu Revolusi melansir Tempo.co.id.
Nama Prabu Revolusi sebelumnya terseret sebagai kambing hitam di balik anjloknya elektabilitas Ganjar-Mahfud.
Berkaca pada hasil survei Litbang Kompas yang dirilis 11 Desember 2023, elektabilitas Ganjar-Mahfud melorot ke angka 15,3 persen.
Jangankan menyaingi perolehan elektabilitas Prabowo-ganjar, angka tersebut justru lebih buruk dari yang diperoleh Anies-Muhaimin 16,7 persen.