"Saya apresiasi program Daya ini didorong sehingga ada percepatan intervensi dari BoD, supaya kita punya talent pool yang besar, sehingga kalau mencari future leader untuk direksi BUMN, kita punya talent pool yang cukup, tidak mencari-cari tapi sudah punya sistem karena kita prioritaskan," tutur Erick.
Ia pun meminta jajaran pimpinan BUMN saat ini bisa bekerjasama untuk memberikan kesempatan, agar perempuan bisa menduduki jabatan tinggi di BUMN sesuai dengan kemampuannya.
"Saya titipkan, dan saya tetap men-challenge (menantang), pimpinan yang di depan baru 15 persen. Jangan karena sering ketemu saya, senyum-senyum, saya nggak cek. Targetnya tetap, saya tidak ubah, harus 25 persen di 2023 akhir," ucapnya.
Erick pun menyinggung hasil Riset World Economic Forum. Dari 156 negara, Indonesia menempati ranking 101 soal isu kesetaraan gender. Dengan dasar itu Kementerian BUMN terus mendorong isu kesetaraan gender harus jadi program prioritas.
Kepemimpinan perempuan di BUMN yang ditargetkan mencapai 25 persen diharapkan bisa mendorong perbaikan ekosistem transformasi soal kesetaraan gender.
"Event seperti ini kita dorong kerja-kerja konkretnya, tidak terjebak seremonial. Tetapi konkret dan harus continue," pungkasnya.
(Redaksi)