"Selalu memang berubah, bahkan kadang menrun.
Tergantung seiring dengan pergeseran manusia, karena dipengaruhi oleh kondisi sosial, ekonomi dan sosial masyarakat," katanya.
Kabupaten Tana Toraja turut mengalami penambahan DPT mencapai 9.822 Jiwa.
Pada Pilkada 2020 ini jumlah DPT Tana Toraja mencapai 173.477 jiwa, sedang di Pileg 2019 lalu hanya 163.655 jiwa.
Ketua KPU Tana Toraja, Rizal Randa menuturkan banyak faktor yang bisa menambah DPT di daerahnya.
Salah satunya ialah pengaruh pemilih pemula, yang sebelumnya belum terdaftar, tahun ini sudah terdaftar.
"Mungkin juga faktor bantuan langsung tunai (BLT) dari pemerintah.
Dimana syarat penerima (BLT) kan harus memiliki KTP elektronik, makanya mereka banyak melakukan perekaman. Dan saat door to door (coklit), mereka terdaftar sebagai pemilih," ujar Rizal.
Adapun Kabupaten Gowa juga mengalami pertambahan DPT, namun tidak signifikan.
Pada Pemilu 2019 lalu, DPT Gowa sebesar 529.870 jiwa, sedang pada Pilkada 2020 ini sebanyak 529.985 jiwa. Pertambahannya hanya sebanyak 115 jiwa.
Sementara itu, tiga daerah yang jumlah DPTnya berkurang diantaranya ialah Makassar, Bulukumba dan Soppeng. Selisih jumlah berkurangnya DPT tiga daerah ini juga cukup siginifikan.
Kota Makassar menjadi daerah yang jumlah DPTnya tergolong terjun bebas hingga 66.503 jiwa yang berkurang.
Pada Pemilu 2019 lalu jumlah DPT sebanyak 967.590 jiwa, sedang pada Pilwalkot Makassar 2020 ini hanya 901.087 jiwa.
Komisioner KPU Makassar, Romy Harminto mengatakan pengurangan DPT dari Pemilu 2019 ke Pilwalkot Makasssar 2020, salah satunya ialah Covid-19.
Banyak orang yang memiliki identitas di Makassar, memilih pulang kampung.
"Jadi penurunannya itu, kan begini makassar itu sejak bulan Maret masuk pandemi Covid-19 sehingga banyak perusahaan seperti hotel.