Di Indonesia, sumber daya alam baik yang terbarujan (renewable) ataupun yang tidak terbarukan (non rewenable) ditentukan sekali lagi oleh mutu pendidikan nasional kita.
"Dalam kaitan inilah kita menyaksikan dengan prihatin dan segenap konsen kita bahwa telah terjadi penurunan kualitas pendidikan kita dari waktu ke waktu. Di zaman Presiden Joko Widodo carut martu pendidikan nasional kita mengalami kemerosotan yang paling dalam dibandingkan dengan masa presiden-presiden sebelumnya," tutur pendiri Partai Amanat Nasional ini.
Amien lalu menyebut hasil tes Programme for International Student Assessment (PISA) yang diselenggarakan oleh Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) pada 2018 yang diuji di bidang pengetahuan dan keterampilan siswa-siswa usia 15 tahun di bidang matematika, science dan reading. Hasilnya Indonesia selalu di urutan bawah.
"Untuk matematika, Indonesia berada di urutan nomor 7 paling bawah dari 79 negara. Kemampuan dan mencerna bacaan (reading) Indonesia mendapat skor 371 menurun dibandingkan tahun 2015 dengan skor 391. Padahal skor rata-rata negara negara yang tergabung dalam OECD adalah 487," katanya.
Di bidang science, kata Amien, lagi-lagi Indonesia berada di urutan 9 dari bawah.
Artinya kita berada jauh di bawah pencapaian Malaysia, Vietnam, Brunei Darussalam, Thailand apalagi Singapura.
"Bahkan menurut penelitian JPPI (Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia) dari berbagai indikator survei yang mencakup pengelolaan pendidikan, keterjangkauan, aksesibilitas, akseptabilitas, dan adaptabilitas, Indonesia hanya memperoleh skor 77 persen sama dengan Honduras dan Nigeria dan di bawah Filipina 81% dan Ethiopia 79 persen," tuturnya. (*)
Artikel ini telah tayang di sindonews.com dengan judul "Amien Rais: Kualitas Pendidikan Saat Ini Merosot Paling Dalam"