POLITIKAL.ID - Calon wakil presiden nomor urut 3, Mahfud MD, blak-blakan menyebut adanya operasi senyap mengintervensi rektor perguruan tinggi untuk memuji Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Pernyataan ini diungkap Mahfud MD dalam acara "Tabrak Prof!" di Yogyakarta, dikutip dari tayangan YouTube Mahfud MD Official, Selasa (6/2/2024).
Mahfud menilai intervensi tersebut dilakukan setelah banyaknya guru besar dari perguruan tinggi melayangkan petisi pernyataan sikap kepada Presiden Jokowi.
Petisi tersebut berawal dari Universitas Gadjah Mada (UGM), kemudian meluas ke berbagai perguruan tinggi lain.
"Saudara sekalian, saya dapat laporan ada semacam operasi untuk menekan rektor-rektor lain yang belum menyatakan sikap, dan akan membuat deklarasi untuk kebaikan bangsa untuk membangun demokrasi yang bermartabat," kata Mahfud MD.
Menurut Mahfud MD, para rektor itu diminta mendeklarasikan pemerintahan Presiden Jokowi baik, Pemilu baik, dan penanganan Covid-19 di Indonesia menjadi yang terbaik.
"Mereka ini diminta untuk menyatakan sikap yang berbeda (dengan UGM dan kampus lain), didatangi mereka untuk menyatakan bahwa Presiden Jokowi baik, Pemilu baik, penanganan Covid terbaik, dan sebagainya," ucap Mahfud MD.
Meski demikian, Mahfud MD tidak menyebut siapa pihak yang mengintervensi para rektor tersebut.
Tetapi, aksi intervensi itu telah membuat sejumlah perguruan tinggi memodifikasi pernyataannya yang sempat mengkritik Presiden Jokowi.
"Ada rektor yang jelas-jelas menolak yaitu rektor Universitas Soegijapranata dari Semarang. Dia menyatakan didatangi oleh seseorang untuk membuat pernyataan untuk mendukung bahwa pemerintahan Pak Jokowi baik, Pemilu baik, penanganan Covid nomor satu, dan sebagainya," ujarnya.
"Ada memodifikasi kemudian ada yang menetralisasi bahwa universitasnya tidak ikut-ikut, tetapi ada juga yang membacakan itu sesuai dengan pesan yang ditulis template-nya. (Arahannya), 'Coba kamu baca ini', ada rektor yang begitu," tambah Mahfud MD.