Sabtu, 23 November 2024

Masih Nol Kasus, Dinkes Kaltim Tetap Lakukan Antisipasi Hepatitis Misterius dengan Siapkan Ruang Isolasi Khusus

Senin, 16 Mei 2022 18:25

IST

POLITIKAL.ID, SAMARINDA - Saat ini, Kementerian Kesehatan RI, menemukan 18 kasus di Indonesia, yang memiliki kesamaan gejala dengan hapatitis akut misterius. Setelah dilakukan penelusuran lebih lanjut, Kemenkes RI menemukan baru 1 kasus masuk kategori probable, di Jakarta. 9 kasus lainnya, masuk kategori EPI-Linked, kategori discarded atau disisihkan ditemukan sebanyak 7 orang, dan pending classification ada 1 orang. Satu kasus bergejala mirip hepatitis misterius ditemukan di Kaltim. Kemenkes memastikan, satu pasien anak meninggal dunia di RSUD AWS Samarinda, berada di kategori discarded atau disisihkan. Artinya, pasien di Samarinda, telah dinyatakan tidak terkait dengan kasus hepatitis akut. Penyebab kematian pasien diduga kuat disebabkan penyakit demam berdarah (DBD). Meski demikian, Dinkes Kaltim telah menyiapkan protokol perawatan jika nantinya ditemukan kasus hepatitis akut di Kaltim, termasuk juga obat-obatan yang akan diberikan ke pasien. Secara garis besar, dr Masitah, Plt Kepala Dinas Kesehatan Kaltim, menjelaskan protokol perawatan yang akan diberikan tidak jauh berbeda dengan penanganan pasien hepatitis yang sudah ada baik varian A hingga E. Hanya saja jika ditemukan kasus hepatitis akut misterius, pasien akan tetap mendapat perawatan di ruang isolasi. "Nantinya pasien hepatitis akut misterius tetap akan diisolasi. Kami sudah minta pihak rumah sakit untuk menyiapkan," kata dr Masitah, Senin (16/5/2022). Berbeda dengan ruang isolasi Covid-19, nantinya pasien hepatitis misterius tidak akan ditempatkan di ruangan bertekanan negatif seperti pasien corona. Hal itu dilihat dari pola penularan penyakit tersebut. "Tidak di ruangan bertekanan negatif, karena dia penularannya lewat cairan tubuh dan feses, bukan lewat udara," tegasnya. "Protokol pemakaman seperti biasa saja, tidak seperti protokol Covid-19," lanjutnya. Dikonfirmasi terkait vaksinasi hepatitis yang sudah ada turut membantu menekan penyebaran hepatitis akut. dr Masitah belum bisa memastikan. Menurutnya, vaksin hepatitis yang ada saat ini ditujukan untuk penyakit hepatitis A hingga E. Sementara untuk hepatitis akut saat ini masih belum diketahui. Karena tidak termasuk ke dalam kategori hepatitis yang ada saat ini. "Perlu penelitian lebih lanjut, untuk menemukan vaksinasi yang pas dengan penyebab hepatitis yang belum diketahui ini," pungkasnya. (ADV/Kominfo Kaltim)
Tag berita:
Berita terkait