Bila Isran Noor terpilih, seakan Golkar Kaltim gagal menggodok kader internal menjadi pemimpin yang mumpuni.
Kemunculan Isran Noor disebut Sri menjadi tanda, publik menilai Golkar tidak konsisten membangun pemimpin dari internalnya.
Dan menurutnya sulit sekali untuk tidak mencurigai voting pemilihan Ketua Golkar, sarat politik uang didalamnya.
"Kader - kader Golkar cukup potensial memimpin, jadi buat apa dipimpin sama nonkader yang baru muncul setahun ini," imbuhnya.
Menampik dugaan Jual Beli Vote di arena Musda. Ditambah Sri, bukan rahasia lagi, money politic menjangkiti elit partai.
Budaya politik uang seharusnya ditinggalkan, kendati susah untuk dibuktikan lantaran saling mengunci satu sama lain.
Namun, waktu akan menjawab praktek tak terpuji tersebut ditengah gaungan politik bersih diserukan terlebih di Kaltim.
"Publik pasti berharap Golkar bisa memulai budaya bersih dari dalam," pungkasnya. (Redaksi Politikal.id)