POLITIKAL.ID, SAMARINDA - Kasus Pemerkosaan di Samarinda yang diduga dilakukan seorang ayah berinisial R kepada anak kandungnya sendiri turut dikecam Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Selain menunjukan tindakan tak bermoral, PSI menyebut kasus ini juga membuka mata semua pihak bahwa kekerasan seksual sangat rentan terjadi di lingkungan terdekat, yakni keluarga sekalipun.
Ketua DPW PSI Kaltim Novita Rosalina menyebut, rumah dan keluarga yang semestinya menjadi tempat teraman dan awal pendidikan etika malah menjadi tempat terburuk.
“Selain budaya patriarki, relasi kuasa secara psikis turut memicu kekerasan seksual sampai pemerkosaan. Dalam kasus ini, ayah yang semestinya berperan sebagai pendidik justru memanfaatkan kekuasaannya sebagai kepala rumah tangga untuk menekan dan memaksa korban,” kata Novita, Kamis (30/7/2020).
Menurut Novita, hal itu nampak dari pemberitaan yang menyebutkan korban dicekoki dengan minuman keras sebelumnya diperdaya pelaku.
“Pendidikan seks dalam keluarga sangat penting untuk mencegah hal serupa. Upaya itu dapat dimulai dengan menghilangkan stigma bahwa seks itu tabu dan saling menghormati privasi termasuk privasi anak yang sedang menuju fase remaja,” paparnya.