POLITIKAL.ID - Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin mengusulkan adanya partai Islam tunggal untuk mewadahi aspirasi dan saluran politik umat Islam. Lalu, apa sikap Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sebagai representasi partai berbasis Islam?
Wakil Sekjen DPP PPP Achmad Baidowi menganggap, usulan tersebut sah-sah saja sebagai sebuah wacana. "Tapi melihat realitas terkini sepertinya sulit dilaksanakan mengingat sejak reformasi, kekuatan politik Islam sudah menyebar sebagai konsekuensi dibukanya keran demokrasi," kata Baidowi saat dihubungi SINDOnews, Jumat (28/2/2020).
Baidowi menyatakan, perbedaan itu rahmat bagi semua. Maka, tugas semua anak bangsa adalah bagaimana meramu keragaman tersebut menjadi kekuatan yang dahsyat. Awiek, sapaan akrabnya, menambahkan dahulu kita trauma dengan penerapan asas tunggal. Sehingga, jangan pula partai sebagai intitusi demokrasi dipaksa dan ditarik kembali ke wadah tunggal.
"Toh saat ini artikulasi kepentingan Islam bisa disalurkan melalui kekuatan-kekuatan politik di Indonesia," ujar pria yang juga anggota DPR ini.
Diketahui, usulan Din Syamsuddin itu disampaikan ketika berbicara dalam Sidang Pleno III Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) VII di Pangkal Pinang, Bangka Belitung, Kamis (27/2/2020). Dalam acara tersebut, Din Syamsuddin membacakan materinya bertajuk 'Agenda Strategis Umat Islam Membangun Indonesia Maju, Adil, Makmur, Berdaulat, dan Bermartabat'.
Usul pembentukan partai politik itu merupakan bagian usulan agenda strategis bidang politik yang paling mendapatkan respons dari para peserta lintas ormas Islam yang hadir dalam Sidang Pleno II KUII VII. (*)
Artikel ini telah tayang di sindonews.com dengan judul "PPP Sebut Wacana Partai Islam Tunggal Sulit Dilaksanakan"