Sabtu, 23 November 2024

Tegaskan Nasdem Belum Bangun Koalisi, Surya Paloh Masih Memikirkan Konsekuensi yang Dihadapi

Selasa, 5 Juli 2022 14:13

Surya Paloh

POLITIKAL.ID - Partai Nasdem beberapa waktu terakhir ini senter dikabarkan dekat dengan PKS dan Demokrat untuk membangun koalisi. Menanggapi hal ini, Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh menegaskan partainya saat ini belum membangun koalisi dengan partai lain untuk menghadapi pemilihan umum 2024. Surya Paloh bahkan mengatakan masih memikirkan konsekuensi jika partainya memutuskan secara resmi berkoalisi. Ia pun mengklaim hingga saat ini partainya masih membuka komunikasi dengan semua partai untuk menghadapi pemilu 2024. "Saya kan belum berkoalisi. Nanti saya pikirkan kalau saya mau berkoalisi, apa konsekuensi yang harus saya hadapi dan Nasdem hadapi," kata Surya Paloh Senin (4/7) dilansir dari CNNIndonesia.com. "Saya sudah katakan tadi. Itulah dia. Pasti. Amat terbuka ya," tambah Paloh. Ia pun mengungkapkan hanya ada dua opsi pilihan untuk menghadapi pemilu 2024, yakni menang atau berada dalam barisan pendukung pemenang. Meski demikian kata Paloh, pihaknya akan tetap menerima jika kalkulasi memaksanya tetap harus kalah. Dia pun membeberkan kriteria pihak yang akan didekati Nasdem. Menurut dia, kelompok tersebut harus bisa mengalahkan argumentasi Nasdem dengan bijak dan tenang. Bukan dengan kebencian, melainkan dengan fakta dan data lapangan. Paloh mengaku telah mengantongi modal setelah dua kali mengikuti dua pemilu terakhir. Modal tersebut menurut dia tidak berbentuk, namun bisa dirasakan. "Kita tidak bisa tangkap dia. Tapi terasa di tangan kita. Sepanjang sensitivitas itu masih ada pada kita, itu adalah modal yang besar dalam menentukan pilihan," pungkasnya. Bicara Pemilu 2024, Paloh menilai setiap partai harus bisa membaca emosi publik dan dia meyakini emosi itu berubah sejak Pilpres 2019. Menurut dia, publik telah capek dengan lip service atau janji manis. "Emosi publik ini barangkali mengarah pada sesuatu yang mereka harapkan siapa yang berjiwa besar untuk mengajukan kepentingan negeri ini. Mereka sudah capek dengan lip service," ujarnya. (*)
Tag berita:
Berita terkait