Sabtu, 23 November 2024

Terkait Covid-19 di Indonesia, Ini Penyebab Komunikasi Pusat dan Daerah Tak Sinkron

Selasa, 7 April 2020 0:15

Anggota Komisi IX DPR, Saleh Pertaonan Daulay ikut berkomentar terkait pernyataan BNPB yang menyebut terjadi perbedaan data wabah virus Corona atau Covid-19. Foto/SINDOnews

POLITIKAL.ID - Anggota Komisi IX DPR, Saleh Pertaonan Daulay ikut berkomentar terkait pernyataan BNPB yang menyebut terjadi perbedaan data yang disuguhkan kepada masyarakat dalam menangani wabah virus Corona atau Covid-19.

Saleh menganggap, dari sejak awal, sudah banyak yang meragukan data-data yang disampaikan Indonesia. Ketika virus ini mulai merebak di Wuhan, beberapa negara sudah menyatakan dan tidak mempercayai bahwa di Indonesia tidak ada yang terinfeksi.

"Bahkan, penelitian akademis yang dilansir oleh Harvard sekalipun menyatakan bahwa di Indonesia sudah banyak yang terpapar," ungkap Saleh kepada SINDOnews, Senin (6/4/2020).

"Awalnya, pendapat dan kesimpulan lembaga-lembaga itu disangkal oleh Indonesia. Namun seiring waktu, Indonesia akhirnya mengakui dan mengumumkan data-data penyebaran virus corona di Indonesia," imbuh dia.

Meski demikian, kata Saleh, tetap saja masih banyak yang meragukan data yang disampaikan oleh pemerintah. Menurut dia, yang paling mutakhir, salah seorang Menteri Australia menyatakan bahwa Indonesia melaporkan pasien covid-19 lebih sedikit dari kenyataan (under-reporting).

"Keraguan tersebut akhirnya mencapai puncaknya setelah BNPB memberikan pengakuan bahwa data pemerintah pusat dan daerah tidak sinkron," ujarnya.

Lebih lanjut Saleh menyatakan, yang tentu membuat orang semakin ragu terhadap data yang ada adalah tidak adanya sanksi tegas bagi yang melanggar kebijakan pemerintah. Di sisi lain, pemerintah telah menetapkan social distancing, physical distancing, dan Pembatasan sosial Berskala Besar (PSBB).

Halaman 
Tag berita:
Berita terkait