Jumat, 22 November 2024

Titik Banjir di Samarinda Perlahan Berkurang, Pengamat Tata Ruang Kota Apresiasi Kinerja Wali Kota Andi Harun

Rabu, 23 Maret 2022 19:32

IST

POLITIKAL.ID, SAMARINDA - Hujan beberapa hari ini mengguyur Kota Samarinda. Walhasil dibeberapa titik rawan tergenang air. Kendati begitu, saat ini banjir dibeberapa titik mulai berkurang dan berangsur surut secara cepat. Menanggapi permasalahan klasik yang kerap terjadi di Samarinda tersebut. Ditemui pengamat tata ruang perkotaan, Dr Warsilan mengatakan, banjir di Samarinda adalah suatu masalah yang belum terpecahkan hingga sekarang. Namun dengan program pemerintah sesuai pembngunan berkelanjutan dan kepemimpinan baru Andi Harun - Rusmadi disebutnya ada perubahan. Kendati dirinya tidak membandingkan kepemimpinan sebelumnya dan dianggap suatu proses. "Jadi setahun ini dari kondisi existing yang ada selama ini banjir dianggap masalah klasik dan menjadi isu utama. Kita lihat penanganan berkelanjutan ada perubahan seperti revitalisasi drainase dan program pengendali banjir seperti polder atau embung, sudah mulai keliatan serta DAS SKM yang jadi masalah utama yaitu sedimentasi sudah mulai dibenahi dan diperbaiki," kata Warsilan di kediamannya Jalan M Said Samarinda, Rabu (23/3/2022). Kemudian koneksitas outlet dan hulunya sudah ada penanganan. Walau masih perlu perbaikan secara jangka panjang atau bertahap, dengan mengedepankan mengurangi intensitas genangan. "Banjir ini kan sebenarnya adalah suatu genangan. Artinya daya tampung lahan untuk air hujan yang tersedia fungsinya berubah karena adanya pembangunan permukiman dan sebagainya dimana sebelumnya menjadi area tangkapan air," imbuhnya. Dengan begitu menurutnya dibutuhkan penangan tempat run off air. Dan itu menurutnya sudah dijalankan. Karena dengan tersumbat sistem hidrologi akan menciptakan genangan terjadi lantaran lingkungannya sudah terdegradasi. Banjir lanjut Warsilan juga bukan hanya terjadi di Samarinda namun juga di daerah lain. "Diperlukan adanya keseimbangan kembali dari hulu dan hilir. Jadi penanganannya perlu komperhensif, mulai dari reboisasi di hulu dan sistem das dihilir diperbaiki serta perbaikan dan perawatan drainase perkotaannya," paparnya. "Karena jika terjadi ketidakseimbangan maka terjadilah banjir," sambungnnya. Pengajar S2 Lingkungan Unmul itu menambahkan, banjir tidak bisa dihilangkan namun dikelola dengan baik hidrologinya. Kota Samarinda memiliki topografi wilayah yang cukup rendah. Demikian juga tanahnya disebutnya jenuh menyimpan air. "Dengan perencanaan yang sudah ditentukan serta berkelanjutan maka air sebenarnya bisa dikendalikan," sebutnya. Dengan begitu diperlukan konsistensi pemerintah kota Samarinda untuk menangani banjir yang bisa menjadi biang masalah sosial dan ekonomi masyarakat. "Program kerjanya pemkot saya pikir sudah ada ya, mulai dari jangka panjang, menengah dan pendek. Contoh konkritnya yakni perencanaannya sudah diploating dan ada bluprintnya jadi harus konsisten dan bertahap, mulai dari anggaran yang cukup dan arahnya jelas supaya bisa tercapai," tutupnya. (*)
Tag berita:
Berita terkait