"Transformasi ini terdiri dari enam pilar utama: transformasi layanan primer, transformasi layanan rujukan, transformasi sistem ketahanan kesehatan, transformasi sistem pembiayaan kesehatan, transformasi SDM kesehatan, dan transformasi teknologi kesehatan," ujarnya.
Ia menjelaskan di antara enam pilar tersebut, transformasi layanan primer menjadi fokus utama.
“Transformasi ini meliputi pemenuhan kebutuhan kesehatan sepanjang siklus hidup manusia pelayanannya dimulai dari ibu hamil, bersalin nifas, bayi, anak usia prasekolah, usia sekolah, remaja, dewasa, hingga lansia. Semua layanan ini diselenggarakan secara terintegrasi mulai dari puskesmas hingga posyandu," jelasnya.
Pentingnya pemeriksaan kesehatan dini, seperti screening kesehatan ibu dan anak, serta deteksi dini penyakit menular dan tidak menular, menjadi salah satu aspek yang diperkuat dalam pameran ini. Konsep integrasi layanan primer bertujuan untuk membangun masyarakat yang sehat dengan fokus pada layanan promotif dan preventif.
“Konsep integrasi layanan kesehatan ini telah digagas sejak 1969 oleh dokter Indonesia, Johannes LeimenaKemudian, ide ini diadopsi oleh dunia melalui Deklarasi Alma Ata di Kazakhstan pada 1978 dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) pada 2015,"ujarnya.
Menurut Andi Harun, setiap fasilitas kesehatan memiliki peran dan fungsi yang spesifik.