Kendati begitu, dirinya berharap kedepannya penyelenggraan pemilu di Samarinda bisa lebih transparan dilaksanakan. Hal ini agar masyarakat bisa menerima dengan fair hasil pemilu Ibu Kota Provinsi Kaltim yang juga serentak secara nasional.
"Kami juga turut berbangga, partisipasi pemilu di Samarinda meningkat dari 49 persen menjadi 52 persen. Saya pikir ini adalah capaian yang baik dalam pelaksanaan pemilu di Indonesia, terlebih di Samarinda," terangnya.
Seperti diketahui, diakui Zairin - Sarwono eskalasi politik Samarinda pasca pleno KPU Samarinda yang menetapkan terpilihnya Andi Harun dan Rusmadi baik di realitas nyata dan sosmed cukup meningkat.
Selama sepekan aksi - aksi massa yang keberatan menyita perhatian publik. Jika itu terus terjadi dan benturan antar pendukung terjadi, maka dampaknya juga akan terjadi kembali ke masyarakat.
"Kami juga tidak ingin ada konflik horizontal terjadi, Samarinda adalah Ibu Kota Kaltim yang digadang- gadang sebagai IKN. Jangan sampai rencana itu dibatalkan karena situasi yang tidak nyaman dan damai hanya karena sengketa pilkada," pungkasnya.
( Redaksi Politikal - 001 )