"Dan Singapura, Malaysia tidak senang, makanya dibuat ribut terus sama NGO-NGO, supaya Indonesia tidak masuk di industri semikonduktor, jadi itu realitas," katanya.
Airlangga menjelaskan sebelumnya Indonesia pernah memproduksi komponen semikonduktor. Namun pada akhirnya investor pindah ke Malaysia akibat dari regulasi yang diterapkan.
"Dan hari ini ekspor ke Malaysia electronic based 40%, nah Indonesia harus menarik ulang. Semikonduktor Indonesia baru di hilir, di testing sama di assembling," katanya.
Selain itu, untuk mendukung pembangunan industri semikonduktor dibutuhkan engineer yang yang banyak pada bidang mikroelektronik.
"Karena kalau bicara semikonduktor itu bicara chip desain. Itu bahasa sederhananya adalah bikin sirkuit elektrik, sirkuit elektrik dibuat kecil," pungkasnya.
(*)