Harus ada langkah-langkah yang lebih tegas bagi menteri yang berkinerja kurang bagus, apakah langkahnya bentuknya reshuffle atau tukar tempat, persisnya Pak Jokowi lebih tahu," katanya.
Sebab, kata anggota Komisi I DPR ini, jika tidak ada tindakan tegas dari Presiden, publik akan melihat bahwa kegelisahan Presiden hanya ada di omongan saja.
"Kalau tidak (ada langkah tegas), itu akan menjadi, 'ah paling giti-gitu saja'," katanya.
Di sisi lain, bagi para menteri, efeknya mereka akan terus diliputi kegelisahan terus menerus.
"Nanti para menteri akan berfikir, 'jangan-jangan aku yang diginiin. Jangan-jangan aku nanti di-reshuffle. Itu menurut saya jangan dibuat terlalu lama. Sudah, kalau Pak Jokowi punya niatan reshuffle ya reshuffle aja," tuturnya.
Apalagi, sejak awal kegelisahan Jokowi tujuan awalnya supaya para menteri tersentak dan bekerja keras.
"Tapi ternyata kan tidak, sampai Pak Jokowi harus marah ketiga kalinya, berulang-ulang. Solusi akhirnya menurut saya harus ada langkah-langkah yang konkret. Bagi Pak Presiden, kegelisahan beliau itu tidak boleh dibiarkan," katanya.
Dikatakan Karding, bagi para menteri, seharusnya bisa merespons dengan sigap luapan kemarahan Presiden sehingga tidak perlu harus marah sampai tiga kali yang diekspos di ruang publik.