"Harun Al Rasyid wafat ditembak oleh penembak misterius dari jarak sekitar 11 meter," tambahnya.
Dari keterangan saksi mata, kata Sutia, Harun Al Rasyid bukan dalam kapasitas mencari keadilan atau terlibat dalam demo di Kantor Bawaslu pada Pilpres 2019, melainkan hanya sebagai penonton kerusuhan.
"Saat itu bersama dengan teman-temannya, Harun Al Rasyid sedang menonton kerusuhan di Jembatan Slipi, Jakarta," ucap Sutia.
Dalam tayangan tersebut, juga dimunculkan cuplikan wawancara ayah Harun Al Rasyid, Didin Wahyudin saat menjawab pertanyaan wartawan.
Didin membeberkan kronologi Harun Al Rasyid meninggalkan rumah untuk bermain layangan.
Didin juga menegaskan bahwa Harun Al Rasyid tidak terlibat dalam politik, lantaran usianya kala itu masih di bawah umur.
"Sekolah dia di SMP gang Duren, usia 15 tahun, SMP kelas 1, belum terlibat (politik) anak saya masih di bawah umur," ucap Didin dalam cuplikan tersebut.
Lantas, klaim Anies yang menyebut Harun Al Rasyid sebagai pendukung Prabowo, tak seperti jejak digital cuplikan pengakuan Didin Wahyudin.
Alasan Anies