Kamis, 9 Januari 2025

Mempersiapkan Pemimpin Masa Depan, Lemhannas RI Luncurkan LSP dan Program Lemhannas Goes to Campus

Senin, 23 Desember 2024 15:54

Gubernur Lemhannas RI, Ace Hasan Syadzily

Ace juga menjelaskan tahun 2025 Lemhannas RI ikut mempersiapkan skenario dalam situasi geopolitik maupun geostrategi. Dia menyebut skenario ini dipertimbangkan melalui dua pandangan yakni geopolitik stabil dan geopolitik unstabil serta ketahanan nasional tangguh dan ketahanan nasional rawan yang berpotensi dihadapi Indonesia pada tahun 2025.

"Skenario kwadran I 'layar terkembang, angin tenang, bahtera melaju menuju samudra gemilang". Dalam kondisi ini, Indonesia memiliki kesempatan besar untuk memperkuat pertumbuhan inklusif dan perannya di dunia internasional melalui diplomasi dan kolaborasi internasional sesuai asta cita yang dicanangkan Presiden Prabowo," jelas Ace.

Untuk skenario kedua diberi istilah 'layar terkembang, bahtera melaju dalam samudra bergelombang'. Ace menjelaskan pada kondisi ini fokus diarahkan pada penguatan diplomasi dan optimalisasi peluang pertumbuhan untuk tetap mempertahankan ketahanan nasional di seluruh gatra kehidupan bernegara.

"Skenario kwadran ke-3, 'kapal tanpa kompas, walau angin tenang, bahtera berjalan tanpa arah'. Pada kondisi ini, kondisi ketahanan nasional perlu terus ditingkatkan dengan memanfaatkan dinamika geopolitik yang kondusif sehingga bisa dimanfaatkan untuk menguatkan ketahanan nasional," ungkap Ace.

Terakhir, skenario ke-4 dengan istilah 'kapal tanpa kompas, badai mengganas, ombak menggulung harapan yang rapuh'. Dia menerangkan dalam kondisi ini, penguatan ketahanan nasional mutlak harus dilakukan untuk menghadapi berbagai risiko ketidakpastian global dengan memperhatikan indeks ketahanan nasional dengan skor di atas 2,6 atau cukup tangguh.

"Kondisi Indonesia saat ini berada di kwadran 2. Maka di tahun 2025, Indonesia harus mampu memainkan peran sebagai bridge builder untuk menjembatani kepentingan negara berkembang dan maju melalui politik luar negeri bebas aktif. Indonesia juga harus dapat memanfaatkan peluang sekaligus mengatasi tantangan yang muncul, menuju visi Indonesia Emas 2045 dan mampu bergeser dari posisi di kwadran 2 menuju kwadran 1," pungkasnya.

(*)

Halaman 
Tag berita:
Berita terkait