"Padahal, anggaran kementerian pendidikan dan kebudayaan itu besar. Menurut UU, 20 persen dari total APBN adalah untuk pendidikan. Di tengah pandemi seperti ini, uang sebanyak itu sangat berarti untuk membantu masyarakat. Sayang sekali tidak dimanfaatkan secara bijaksana," tutur Saleh.
Guru sebelumnya telah beberapa kali menagih Nadiem untuk melakukan penyesuaian kurikulum di tengah pandemi virus corona.
Mereka menilai proses pembelajaran saat ini tidak bisa dipaksakan sesuai kurikulum 2013.
"Sekarang-sekarang ini kan [soal pencapaian kurikulum] hanya imbauan saja. Pandemi ini kan sudah lama. Kok, lama sekali mengambil keputusan untuk mengubah kurikulum itu," ujar Fahmi Hatib, guru SMA Negeri 1 Monta di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, dikutip dari CNNIndonesia.com Senin (27/7).
Penyesuaian kurikulum, menurutnya, perlu dilakukan pemerintah pusat untuk membantu jalannya pembelajaran pada masa pandemi. Sebab kegiatan belajar-mengajar tak bisa berjalan normal. (*)
Artikel ini telah tayang di cnnindonesia.com dengan judul "PAN Pertanyakan Peran Nadiem Atur Belajar di Masa Pandemi"