Pertemuan 15 Mei oleh para pejabat senior AS tidak menyimpulkan dengan keputusan apa pun untuk melakukan tes bom nuklir, tetapi seorang pejabat senior administrasi Trump mengatakan kepada TheWashington Post bahwa pembahasan proposal itu sedang berlangsung.
AS tercatat sebagai satu-satunya negara di dunia yang telah menggunakan senjata nuklir selama masa perang, tetapi sejak 1945 setidaknya delapan negara telah secara kolektif melakukan lebih dari 2.000 tes senjata nuklir, hampir setengahnya dilakukan Amerika.
AS telah melakukan total 1.032 uji coba senjata nuklir dengan yang terakhir diberi nama kode "Divider" di Nevada pada 23 September 1992.
Aktivis non-proliferasi memperingatkan bahwa rencana apa pun oleh negara kekuatan nuklir utama untuk melakukan ledakan uji coba senjata dapat memiliki konsekuensi destabilisasi yang mengarah ke perlombaan senjata baru.
"Sebuah pembukaan kembali uji coba oleh AS akan menjadi undangan bagi negara-negara bersenjata nuklir lainnya untuk mengikutinya," Daryl Kimball, direktur eksekutif Asosiasi Kontrol Senjata, kepada The Washington Post.
"Itu akan menjadi senjata awal bagi perlombaan senjata nuklir yang belum pernah terjadi sebelumnya. Anda juga akan mengganggu negosiasi dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, yang mungkin tidak lagi merasa terdorong untuk menghormati moratorium uji coba senjata nuklir," katanya. (*)
Artikel ini telah tayang di sindonews.com dengan judul "AS Pertimbangkan Ledakkan Bom Nuklir, Begini Reaksi China"