POLITIKAL.ID - Pada Sidang Kabinet Paripurna (SKP) yang digelar pada 22 Januari 2025 di Istana Kepresidenan Jakarta, Presiden Prabowo Subianto menggarisbawahi pentingnya efisiensi dan penghematan dalam penyusunan anggaran negara.
Dalam pengantarnya, Presiden menegaskan bahwa keberanian untuk melakukan pemotongan pada hal-hal yang tidak esensial akan membuka jalan bagi pembangunan yang lebih produktif dan berkelanjutan.
Prabowo juga menekankan sejumlah prioritas dalam penggunaan anggaran diantaranya menciptakan lapangan kerja hingga meningkatkan produktifitas.
“Saya tegaskan bahwa kriteria anggaran yang akan kita laksanakan, kriteria yang pertama adalah harus bisa menciptakan lapangan kerja, sudah saya katakan berkali-kali. Kedua harus meningkatkan produktivitas, produktivitas ini harus bisa diukur dengan kuantifikasi berapa devisa yang dihasilkan, berapa devisa yang dihemat, kemudian kriteria selanjutnya adalah harus mengarah kepada swasembada pangan dan swasembada energi,” kata Prabowo.
Dalam hal swasembada pangan dan energi, Presiden Prabowo menuturkan bahwa pada tahun 2025, Indonesia tidak akan mengimpor beras, jagung, maupun garam. Bahkan, Presiden menyampaikan bahwa sasaran swasembada pangan dapat tercapai lebih cepat dari yang diperkirakan, yaitu pada akhir 2025 atau paling lambat awal 2026.
“Jadi mungkin tiga tahun lebih cepat dari sasaran yang kita tetapkan. Artinya bahwa dengan niat baik, dengan kerja keras, dengan orientasi kepada negara dan bangsa, kebijakan yang masuk akal akan membuahkan hasil yang cepat,” ujar Prabowo.