Minggu, 24 November 2024

RI-AS Tingkatkan Kerja Sama di Bidang Ekonomi dan Pertahanan

Kamis, 29 Oktober 2020 20:47

Jokowi dan Menlu Pompeo/ kumparan.com

Retno Marsudi yang turut dalam pertemuan tersebut mengungkapkan, AS berkomitmen kuat melanjutkan kemitraan komprehensif strategis dengan Indonesia.

Di bidang ekonomi, kata dia, Negeri Paman Sam akan mendorong lebih banyak pengusaha Amerika untuk melakukan hubungan ekonomi dengan Indonesia.

“Juga kerja sama di bidang pertahanan. Oleh karena itu Pompeo juga mengatakan bahwa tidak ingin hanya menjalin hubungan baik pada tingkat pemerintah, tetapi juga menjalin hubungan dan komunikasi yang baik dengan kalangan akar rumput dan semua pemangku kepentingan di Indonesia,” ucapnya.

Retno menambahkan, Indonesia dinilai oleh AS memiliki peran khusus di kawasan Asia Tenggara.

Peran inilah yang membuat AS bekerja sama dengan lebih baik lagi.

Pada kunjungan tersebut, Pompeo menyampaikan penghargaan terhadap peran Indonesia untuk isu Afganistan.

Seperti diketahui Indonesia bersama AS dan negara-negara lain bekerja sama untuk mewujudkan perdamaian di Afghanistan.

Sementara, peneliti pada International Institute for Strategic Studies Aaron Connelly mengungkapkan, upaya pemerintahan AS untuk menyakinkan negara-negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia dan Vietnam, tidak akan berdampak besar.

"Pompeo fokus pada kompetisi dengan China dan pendekatan tersebut tidak diterima baik di kawasan ini," kata Connellydilansir The Sydney Morning Herald.

Menurutnya, salah satu alasan utama negara-negara di Asia Tenggara melihat AS sedang mencoba mendelegitimasi kekuatan China.

AS, kata dia, juga selalu dikaitkan dengan demokrasi dan hak asasi manusia (HAM), namun negara-negara Asia memandang hal itu sebagai isu politik domestik.

Dia berpendapat, China justru menjadi salah satu kunci mitra perdagangan bagi Indonesia.

Investasi China di Indonesia juga relatif besar.

Apalagi, Melu RI Retno Marsudi pernah mengatakan, Indonesia tidak ingin terjebak dalam rivalitas AS-China.

Adapun pengamat politik Idil Akbar mengatakan, kunjungan Pompeo membawa sejumlah agenda AS dan Asia-Pasifik.

Apalagi waktu kunjungan ini dilakukan menjelang pemilihan Presiden Amerika Serikat, tensi geopolitik di AS-China sedang memanas, disahkannya Undang-Undang Cipta Kerja dan tidak lama pascakunjungan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto ke AS.

Halaman 
Tag berita:
Berita terkait