Sambut Partai Kebangkitan Nusantara, Demokrat Sentil Moeldoko Tak Berani Buat Partai Baru
Senin, 1 November 2021 22:0
IST
POLITIKAL.ID - Partai Demokrat mengaku tak khawatir dengan keberadaan Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) dan percaya diri bahwa suara Partai Demokrat tidak akan tergerus walaupun adanya partai baru. Partai Demokrat justru menyambut baik pembentukan Partai Kebangkitan Nusantara. Sebagai informasi PKN adalah partai politik baru yang dibentuk oleh para loyalis mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum. Partai Demokrat juga turut mengapresiasi para pengagas PKN karena berani membentuk partai politik baru. Menurutnya itu lebih terhormat dibanding sikap Moeldoko yang ingin merebut paksa kepengurusan Partai Demokrat. "Apresiasi selanjutnya patut kita sampaikan, karena mereka berani terang-terangan membentuk parpol baru," kata Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra saat dihubungi, Senin (1/11). Herzaky berharap parpol-parpol baru di Indonesia memiliki komitmen menjaga iklim demokrasi yang kondusif dan sehat. Menurutnya, semakin banyak parpol baru akan semakin memperkaya pemikiran dan gagasan-gagasan besar menuju Indonesia Emas 2045. Dia lalu mengkritik pihak yang tak berani membentuk partai politik baru tetapi berusaha merebut kepengurusan partai lain. Herzaky bicara demikian untuk mengkritik sikap Moeldoko yang berupaya merebut paksa kepengurusan Agus Harimurti Yudhoyono yang sudah disahkan Kemenkumham. Menurutnya, para pendiri Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) jauh lebih patut dihormati ketimbang Moeldoko. "Keberanian yang bahkan melebihi keberanian seorang Kepala Staf Presiden dan pensiunan Jenderal seperti Moeldoko yang tidak tahu malu dan masih terus berupaya merampas Partai Demokrat," kata dia. Sementara itu, Juru Bicara Demokrat kubu Moeldoko, Muhammad Rahmad menilai kubu AHY justru tidak konsisten dalam memberikan pendapat terkait lahirnya parpol baru. Menurut dia, kubu AHY menggunakan tangan besi ala Hitler dalam mengelola partai dan membuat AD/ART yang sarat oligarki, tirani dan otokrasi. "Sehingga komitmen kuat menjaga iklim demokrasi yang kondusif dan sehat itu hanya pepesan kosong dan hipokrit demokrasi," kata Rahmad. Ia juga menyindir pernyataan Herzaky yang menyebut Demokrat tidak alergi dengan perbedaan pendapat dalam membangun bangsa dan negara. Rahmad menilai kubu AHY justru sangat alergi dengan perbedaan dan menganggap partai adalah milik pribadi atau kelompok tertentu. "Partai itu bukan soal berani atau tidak, tapi soal demokratisasi yang sedang diperjuangkan. Bagi kubu Moeldoko, mengembalikan kepemilikan partai demokrat kepada rakyat adalah harga mati. Artikel ini telah tayang di CNN Indonesia dengan judul "Demokrat Puji PKN, Sentil Moeldoko Tak Berani Buat" Partai"
Berita terkait