Sering Tolak Pasien Covid-19, Dirut RSUD AWS Janji Akan Lakukan Ini
Minggu, 18 Juli 2021 2:48
IST
POLITIKAL.ID, SAMARINDA - Pihak RSUD Abdul Wahab Sjahranie (AWS) Samarinda banting tulang menghadapi gelombang pasien Covid-19 yang terus berdatangan ke rumah sakit. Dari 100 tempat tidur yang disediakan, seluruhnya telah terisi pasien terpapar Covid-19. Akhirnya, RSUD AWS terpaksa menutup sementara layanan IGD sejak 9 Juli 2021 lalu. Meski begitu, pihaknya tidak dapat menghindari gelombang pasien yang datang. Rumah Sakit Pelat Merah milik Pemprov Kaltim inipun menerapkan sistem buka tutup layanan IGD. "Sistemnya buka tutup. Kalau full kami tutup, bila pasien sudah bisa digeser kami buka," kata dr David Hariadi Masjhoer, Direktur RSUD AWS Samarinda, dihubungi Minggu sore (18/7/2021). Tidak ingin masalah ini berkelanjutaan, manajemen akan menambah kapasitas ruangan dan tempat tidur isolasi bagi pasien Covid-19. Usai rapat bersama Andi Harun, Wali Kota Samarinda, RSUD AWS akan menambah 40 tempat tidur, atau 40 persen dari kapasitas sebelumnya. Penambahan akan dilakukan dalam waktu dekat. "RSUD AWS Samarinda akan tambah jadi 40 persen kapasitas perawatan pasien Covid-19," jelasnya. Ditanya Jumlah Rincian Nakes Positif, Dirut AWS Malah Cuek Tidak hanya masalah kapasitas yang dihadapi rumah sakit. RSUD AWS Samarinda juga menghadapi masalah banyaknya tenaga kesehatan terpapar Covid-19. dr David menerangkan total ada 140 nakes yang terpapar corona saat ini. Beberapa telah ada yang telah menyelesaikan isolasi mandiri. "Saat ini jumlahnya sudah sekitar 140an nakes terpapar Covid-19. Tetapi sudah ada juga yang sudah selesai isolasi. Tetapi belum banyak. Rata-rata kondisi mereka masuk kelompok ringan," ungkapnya. Namun sebagian besar tengah mendapat perawatan di RSUD AWS Samarinda. "Ada beberapa juga yang sedang dan sampai dirawat," sambungnya. dr David melanjutkan, meski tenaga medis telah terbiasa dibebani tanggung jawab menangani pasien Covid-19. Hanya saja dengan banyaknya nakes terpapar telah mengganggu pelayanan di rumah sakit. "Jelaslah pelayanan terganggu. Pelang penutupan itu karena kapasitas daya tampung yang sudah tidak memadai, baik tempat tidur, nakes maupun peralatan medis," tegasnya. Ditanya terkait jumlah rincian nakes yang terpapar Covid-19, dr David enggan merespon dan tidak menjawab pertanyaan wartawan. Padahal, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) cabang Samarinda, telah merilis data mitigasi pendampingan dokter pandemi Covid-19 di Kota Tepian. Menurut data yang diupdate pada 17 Juli 2021 kemarin, total ada 174 dokter di Samarinda terkonfirmasi positif Covid-19. Berikut rincian mitigasi dokter yang terpapar Covid-19 di Samarinda: Dokter (120 orang) Dokter Spesialis (42 orang) Internsip (4 orang) PPDS (8 orang) Sumber: IDI Samarinda Dari jumlah tersebut, 39 dokter saat ini masih menjalani perawatan Covid-19. Dokter yang telah dinyatakan sembuh sebanyak 133 orang. Sementara dokter yang gugur berjuang melawan Covid-19 berjumlah 2 orang. (*)
Berita terkait