POLITIKAL.ID - Jelang Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) yang rencananya akan digelar di Provinsi Lampung pada 23-25 Desember mendatang, Yahya Cholil Staquf mendapatkan dukungan dari Wakil Sekjen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Muhammad Aqil Irham. Aqil menilai menilai Yahya Cholil Staquf adalah sosok yang paling pas memimpin NU memasuki abad kedua organisasi Islam itu. Bukan hanya itu Aqil juga setuju dengan salah satu gagasan yang disampaikan Yahya Staquf, yakni tentang transformasi organisasi. "Hal itu dipastikan akan berimplikasi positif baik bagi internal NU sendiri maupun bagi bangsa dan masyarakat pada umumnya," kata Aqil, Sabtu, 11 Desember 2021 dikutip dari tempo.co Menurutnya, Gus Yahya dinilai mampu mengomunikasikan isu-isu internasional dalam perspektif nahdlatul ulama, seperti isu perdamaian, kemanusiaan, dialog antaragama, hak asasi manusia, dan demokrasi. Aqil berharap gagasan mendasar Gus Yahya mendapatkan dukungan dari seluruh kader NU. "Dengan terpilihnya Gus Yahya sebagai Ketua Umum PBNU maka gagasan-gagasan strategis tersebut tentu akan lebih mudah terimplementasikan dengan baik," ujarnya. Lebih lanjut aqil mengatakan gagasan Yahya Staquf tersebut sejalan dengan pemikiran Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dalam membangun organisasi sekaligus mengoptimalkan peran gerakan dalam menghasilkan kemanfaatan. "Dulu Gus Dur membangun gagasan-gagasan dan menciptakan gerakan. Selain membawa perubahan mendasar dalam kehidupan kita sebagai warga NU, Gus Dur juga berhasil menggunakan dan mengkapitalisasi gerakan untuk mengoptimalkan berbagai potensi yang ada," tuturnya. Ihwal peluang dalam perebutan kursi Ketua Umum PBNU dalam Muktamar NU, Aqil menilai ada dukungan yang datang dan nyata terhadap Gus Yahya. Indikatornya bisa terlihat saat Konferensi Besar di PBNU pada Selasa, 7 Desember 2021. Setidaknya sekitar 80 persen Ketua dan Rais Syuriah PWNU se-Indonesia hadir dalam Konferensi Besar. Selain Yahya Staquf, kandidat Ketua Umum PBNU lainnya adalah Said Aqil Sirodj. Said Aqil merupakan Ketua Umum PBNU saat ini. (*)