POLITIKAL.ID - Pada 27 Januari 2025, dunia memperingati 80 tahun sejak Tentara Merah (Red Army) membebaskan kamp konsentrasi Nazi terbesar,...
POLITIKAL.ID - Pada 27 Januari 2025, dunia memperingati 80 tahun sejak Tentara Merah (Red Army) membebaskan kamp konsentrasi Nazi terbesar, Auschwitz, yang terletak di Polandia barat daya.
Pembebasan ini mengungkapkan kengerian yang selama ini tersembunyi di balik dinding-dinding kamp, tempat yang menjadi simbol dari kekejaman Holocaust.
Auschwitz, yang didirikan pada 1940 oleh Nazi Jerman, telah menjadi tempat peradaban manusia yang hancur, tempat di mana ratusan ribu orang, termasuk orang Yahudi, Polandia, dan tahanan dari berbagai negara Eropa lainnya, ditahan dan dibantai.
Mereka diletakkan dalam kondisi yang sangat buruk, dipaksa bekerja keras, dan banyak yang kehilangan nyawa di kamar gas yang menewaskan mereka dengan cara yang sangat mengerikan.
Laporan dari BBC menyebutkan bahwa pasukan Soviet yang tiba di kamp tersebut pada 27 Januari 1945 menemukan sekitar 7.000 tahanan yang lemah dan kurus kering. Sebagian besar dari mereka adalah orang-orang yang selamat dari serangkaian pemindahan paksa yang dilakukan oleh pasukan Nazi saat mereka mundur dari wilayah yang telah dikuasai.
Menurut beberapa saksi, saat pasukan Soviet datang, kamp itu sudah dalam kondisi yang sangat hancur. Penjaga Jerman yang masih ada diberi perintah untuk menghancurkan bukti-bukti kekejaman, termasuk krematorium dan kamar gas.
Bahkan, puluhan ribu tahanan yang masih mampu berjalan telah dipindahkan lebih awal ke kamp-kamp lainnya di Jerman, meninggalkan hanya beberapa ribu orang yang tersisa di Auschwitz.
Salah satu korban selamat yang dikenang dalam peristiwa ini berkata, "Tanpa kami sadari, kami telah tiba di suatu tempat, yang namanya akan menjadi terkenal dan dikenang seperti pertempuran apa pun dalam perang."
Pernyataan tersebut menggambarkan bagaimana Auschwitz menjadi simbol kekejaman, sekaligus harapan bagi mereka yang selamat dari kengerian itu.
Sebelum pembebasan oleh Tentara Merah, rincian tentang apa yang terjadi di Auschwitz mulai terungkap lewat laporan dari para tahanan yang berhasil melarikan diri. Salah satunya adalah laporan yang merinci lebih dari 400.000 orang Yahudi dari Hungaria yang dibawa ke Auschwitz, banyak di antaranya dibantai di kamar gas setelah mereka tiba.
Selain itu, pada 8 Mei 1945, sebuah komisi yang dibentuk oleh Uni Soviet, bekerja sama dengan ahli dari Polandia, Prancis, dan Cekoslowakia, mengungkapkan kengerian yang terjadi di Auschwitz.
Berdasarkan interogasi terhadap hampir 3.000 orang yang selamat, komisi ini memperkirakan jumlah korban tewas di kamp tersebut mencapai sekitar 4 juta orang, meskipun angka tersebut kemudian direvisi menjadi antara 1 hingga 1,5 juta orang, sebagian besar adalah orang Yahudi.
Komisi ini juga mengungkapkan bukti eksperimen manusia yang sangat kejam yang dilakukan oleh Nazi, serta penemuan-penemuan mengerikan lainnya, seperti tujuh ton rambut wanita dan gigi manusia yang telah dicabut dan ditambal dengan emas.
Semua ini menggambarkan betapa buruknya kondisi di Auschwitz, yang tidak hanya menjadi tempat pembantaian masal, tetapi juga eksperimen biologis yang sangat mengerikan.
Pembebasan Auschwitz oleh Tentara Merah menjadi salah satu momen penting dalam sejarah Perang Dunia II, yang menandai berakhirnya salah satu kamp konsentrasi yang paling mengerikan. Meski demikian, jejak kengerian yang ditinggalkan oleh kamp ini akan terus dikenang dan menjadi pelajaran bagi dunia akan bahaya dari kebencian, intoleransi, dan kekejaman yang dapat menghapuskan nilai-nilai kemanusiaan.
(Redaksi)