POLITIKAL.ID - Polemik penggunaan atlet luar daerah yang menyalahi aturan dalam ajang Pekan Olahraga Provinsi (Porpov) VII Kalimantan Timur (Kaltim) di Kabupaten Berau terus menjadi sorotan serius bagi pihak terkait.
Bahkan belum lama ini, 8 Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dari penjuru Kaltim melayangkan surat keberatan terkait mal administrasi penggunaan atlet luar daerah yang ikut berlaga di salah satu cabang olahraga (cabor) yang dipertandingkan di Porprov Kaltim.
Dalam surat itu, dijelaskan Rahman Ketua Umum KONI Kutai Kartanegara (Kukar) yang ikut bertanda tangan bahwa pihaknya merasa keberatan akan pelanggaran administrasi atlet luar daerah itu dan telah mengajukan gugatan kepada Dewan Hakim Porprov Kaltim untuk melakukan tindak lanjut pada hal tersebut.
“Jadi di dalam surat bersama itu, pada dasarnya kami mendukung sportifitas. Kita semua ingin yang berlaga di Porprov Kaltim adalah atlet asli daerah. Kalaupun ada mutasi, seharusnya ada mekanisme yang jelas jangan sampai jangan sampai ketika mulai pertandingan, ada atlet yang bertanding tanpa ada mekanisme mutasi yang jelas,” jelas Rahman saat dikonfirmasi melalui telpon selulernya, Rabu (30/11/2022).
Lanjut dijelaskan Rahman, sejatinya penggunaan atlet luar daerah diperbolehkan dalam setiap pertandingan. Namun hal tersebut sejatinya harus melewati proses mutasi atlet yang jelas dan sesuai peraturan keolahragaan yang ada.
“Artinya gini, contoh saat atlet luar mau ke Kaltim, dalam enam bulan sebelumnya itu sudah harus beres domisili dan lain-lainnya. itu ada dasar aturannya, dan tim mutasi atlet tau itu. tim keabsahan juga tau. bahkan 10 koni kabupaten kota juga tau. itulah dasar kami ikut menandatangani surat itu bersama teman-teman koni yang lain,” tambahnya.
Layangan protes tersebut ditegaskan Rahman adalah sebuah bentuk kepedulian terhadap atlet lokal. Sebab pada ajang multievent empat tahunan ini seharusnya menjadi wadah pembinaan bagi atlet lokal untuk menghadapi ajang yang lebih besar. Seperti Pekan Olahraga Nasional (PON) maupun pertandingan di tingkat internasional.
“Ini salah satu bentuk kepedulian kita terhadap atlet lokal. Percuma kita bina kalau atlet lokal kita tidak dimainkan. kemudian kalau yang digunakan adalah atlet luar, maka nanti tidak bisa dimainkan ke PON dan mewakili Kaltim. Itu kan sayang dan buang-buang anggaran saja. karena hanya untuk mengejar gengsi daerah,” tegasnya.
Oleh sebab itu, Rahman pun meminta agar semua pihak turut mendukung pelaksanaan Porprov Kaltim sebagai ajang pembinaan dan pencarian bakat atlet lokal bisa dilaksanakan sesuai aturan dan mekanisme yang ada. Tanpa mementingkan gengsi daerah untuk memperoleh raihan medali terbanyak.
“Ayo kita buktikan dengan betul-betul melakukan pembinaan atlet lokal. Kita ingin fair play. Kita ingin atlet lokal fight. Saya selalu kedepankan semboyan lokal pride, karena kita inginkan atlet lokal yang bertanding. Karena suatu saat yang akan mengharumkan nama Kaltim adalah atlet lokal, bukan atlet yang dipakai secara instan,” harapnya.
Untuk diketahui, pada ajang Porprov VII Kaltim itu Kontingen Kukar mengirim atlet dan tim official yang berjumlah 1254 orang untuk mengikuti 49 cabor dari 52 yang dipertandingkan.
“Saya pastikan semua yang berangkat adalah atlet lokal,” pungkasnya.
(Tim redaksi)