POLITIKAL.ID - Jelang kunjugan Presiden China, Xi Jinping ke Arab Saudi, bendera China mulai bertebaran di ibu kota, Riyadh.
Sementara itu, wajah Xi juga menghiasi halaman depan koran-koran Saudi, menggembar-gemborkan kemungkinan keuntungan ekonomi yang bakal digali kedua negara dalam kunjungan ini.
Sebagai negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia, China merupakan konsumen terbesar minyak Saudi. Riyadh sendiri merupakan salah satu eksportir minyak terbesar dunia.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, menjabarkan bahwa dalam kunjungan itu, Xi akan mengadakan pertemuan bilateral dengan Raja Salman dan Pangeran Mohammed bin Salman (MbS).
Selain itu, Xi juga bakal menghadiri konferensi tingkat tinggi antara China dan enam negara anggota Dewan Kerja Sama Teluk.
Menurut Mao, agenda-agenda dalam kunjungan tersebut merupakan "kegiatan diplomatik dengan skala paling besar antara China dan dunia Arab sejak Republik Rakyat China berdiri."
Badan Pers Saudi (SPA) juga menggembar-gemborkan relasi kedua negara. Mereka menyoroti 20 persen investasi China di kawasan Arab pada 2005-2020 ditanam di Saudi.
"[Saudi] menjadi negara Arab terbesar yang menerima investasi China di periode tersebut," demikian bunyi pemberitaan media pemerintah Saudi tersebut.
Lebih jauh, kunjungan Xi ini dianggap sebagai lambang penyatuan kekuatan di tengah gonjang-ganjing perekonomian global dan berbagai konflik geopolitik.
Sebagai informasi, Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, berkunjung ke Saudi pada Juli lalu untuk meminta meningkatkan produksi minyak.
Saudi dan Rusia melalui forum OPEC+ menetapkan bahwa mereka tak akan meningkatkan produksi minyak.
Hal itu menyebabkan hubungan Saudi dan AS yang awalnya bak saudara mulai renggang.
(Redaksi)