Renaldi yang pernah berkolaborasi dengan Kemenko Marves (dulu kemaritiman) dalam program Ekspedisi Nusantara Jaya (ENJ) di 2015 sangat memahami bagaimana kinerja Safri.
Acara tersebut berakhir dengan sukses dan menjadi program rutin Kemenko Marves hingga 2019.
“Pak Safri saya lihat sebagai orang yang visioner dalam menjalankan program-program yang memajukan sektor kelautan kita. Dia juga bisa bekerja sama dengan siapa saja. Saya kira karakter ini yang diperlukan sesuai arahan presiden. Pengalaman sebagai Ketua ISOI (Ikatan Sarjana Oseanologi Indonesia-red) merupakan modal yang progresif bahkan inovatif dalam mengelaborasi peran akademisi dan mencetak kader-kader bidang kelautan perikanan,” tambah dia.
Safri menjabat sebagai Deputi SDM, Iptek dan Budaya Maritim Kemenko Kemaritiman pada periode 2014-2019.
Saat ini, nama deputinya berubah menjadi Sumber Daya Maritim dan banyak mengurusi hal-hal yang berkaitan dengan tupoksi KKP.
Perintah Preisden Jokowi untuk Menteri KP Edhy Prabowo di 2019 ialah memperbaiki komunikasi dengan nelayan dan majukan sektor perikanan budidaya.
Berbagai program telah dijalankan oleh Edhy Prabowo sesuai instruksi tersebut, hanya saja bekas Ketua Komisi IV DPR itu belum tuntas dalam pencapaiannya.
Renaldi berharap, Safri bisa mengemban tugas itu nantinya jika pilihan presiden jatuh kepada dirinya.
“Dengan pengalaman dan kapasitasnya saya kira itu sangat menentukan visi kelautan kita mau dibawa ke mana ke depannya. Saya kira Pak LBP juga berharap Menteri KP definitif merupakan orang yang bisa diajak kerja sama dan sudah terjalin komunikasi yang baik,” pungkas Renaldi.
Senada, akademisi Sekolah Tinggi Kelautan dan Perikanan Palu, Yeldi S. Adel, menyebut Safri merupakan sosok akademisi-birokrat yang layak menjadi Menteri KP definitif.