Selasa, 30 April 2024

Bisa Sebabkan Ekonomi Terpuruk, Pasar Bursa Saham Khawatirkan Gelombang Kedua Covid-19

Minggu, 14 Juni 2020 23:48

ilustrasi/ investor.id

Harga saham baru saja merangkak naik pekan ini menyusul diperlonggarnya lockdown di berbagai negara di dunia.

Sejumlah perusahaan, terbanyak di AS, juga telah kembali merekrut karyawan baru untuk turut membangkitkan ekonomi.

Namun, upaya itu tidak sepenuhnya berjalan dengan lancar.

Departemen Tenaga Kerja AS menyatakan sebanyak 1,5 juta orang telah melaporkan diri terkena PHK pada pekan lalu.

Sejauh ini, total sebanyak 30 juta warga AS telah menganggur akibat dipecat selama lockdown.

Federal Reserve AS menyatakan angka pengangguran dapat mencapai hingga 9% dari total penduduk pada akhir tahun ini.

Selama konferensi pers, Kepala Bank Sentral Federal Reserve AS, Jerome Powell, juga mengatakan kondisi di lapangan dapat kian memburuk jika angka infeksi Covid-19 terus meningkat di AS.

Sejumlah negara bagian AS yang mencabut lockdown seperti Arizona dan South Carolina telah mengalami kenaikkan jumlah pasien belakangan ini.

"Keadaan seperti ini dapat mencedarai upaya pemulihan, sekalipun wabah yang menyerang sebuah wilayah tidak mencapai tingkat nasional," kata Powell, dikutip BBC.

"Hal ini bukan tanpa alasan. Orang-orang akan ketakutan untuk keluar rumah sehingga akan menghambat aktivitas dan laju pertumbuhan ekonomi," tambahnya.

Menteri Keuangan AS, Steven Mnuchin, mengatakan pemerintah tidak mungkin menerapkan lockdown untuk kedua kalinya dalam waktu sempit karena akan meruntuhkan ekonomi negara.

Halaman 
Tag berita:
Berita terkait