POLITIKAL.ID -- Dukungan Politikus PDIP, Budiman Sudjatmiko ke bakal calon presiden dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto berimbas pada posisinya di internal Partai.
Bagaimana tidak, Budiman Sudjatmiko diberikan pilihan mundur atau dipecat sebagai kader PDIP.
Namun demikian, Budiman Sudjatmiko menegaskan jika dirnya tak akan mundur dari partai menyusul kabar dugaan pelanggaran usai menggelar deklarasi dukungan kepada Prabowo.
Ia juga mengaku belum menerima panggilan secara resmi dari partai soal dugaan pelanggaran tersebut.
Menurut dia, panggilan itu mestinya harus tetap dilakukan sebagai forum klarifikasi soal keputusannya mendukung Prabowo.
“Untuk mundur saya? Enggak ya, bagi saya kalau mundur itu seperti malah saya tidak mendapatkan penjelasan, tidak punya kesempatan untuk menjelaskan apa yang menjadi argumen saya,” ucap Budiman saat dihubungi, Senin (21/8).
Lebih lanjut ia mengatakan, jika dirinya belum menerima panggilan secara resmi dari partai soal dugaan pelanggaran tersebut.
Budiman menilai keputusannya mendukung Prabowo masih sejalan dengan arahan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.
Dalam beberapa kesempatan, kata Budiman, Megawati sering menyebut sejumlah kriteria calon-calon pemimpin yang dibutuhkan saat ini. Baginya, Prabowo memenuhi syarat-syarat tersebut.
“Jadi saya merasa, secara ideologis, secara strategis, saya tidak melakukan kesalahan. Sehingga menurut saya, tidak layak saya kemudian mundur,” kata Budiman.
Sebelumnya, Budiman diberikan dua opsi soal deklarasi dukungannya kepada Prabowo pada Jumat (18/8) di Semarang, Jawa Tengah.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan Budiman harus memilih, antara mundur atau menerima sanksi pemecatan.
“Partai akan mengambil suatu tindakan yang tegas. Opsinya mengundurkan diri atau menerima sanksi pemecatan,” ucap Hasto di Balikpapan, Kalimantan Timur, Minggu (20/8).
(*)