Selasa, 14 Mei 2024

Demokrat Tegaskan Buku Karangan Sby " Pilpres 2024 dan Cawe-cawe Presiden Jokowi" tidak akan Berhenti Beredar

Kamis, 22 Februari 2024 15:31

POTRET - Buku Karangan Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono./ Foto: Istimewa

Herzaky mengatakan, apa yang dilakukan AHY tidak menjadikan konteks buku milik 'Sang Bapak' menjadi kontradiktif. Sebab kata Herzaky, dengan bergabungnya AHY ke Kabinet Indonesia Maju merupakan amanah sekaligus peluang pembenahan pemerintah dari dalam yang sebelumnya hanya bisa mengkritisi.

"Hal ini apakah kemudian menjadi kontradiktif, tidak dong, dengan masuknya kita ke dalam (kabinet) hari ini, kita bisa memperbaiki dari dalam apa yang menjadi inspirasi, apa yang menjadi harapan publik, apa yang kita rasa kurang, apa yang harusnya bisa kita benahi ya," kata Herzaky.

Kata Herzaky, di waktu yang bersamaan dengan dilantiknya AHY sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR), timbul narasi yang seolah-olah menjadi kontradiktif dengan buku milik SBY.

Ia mengatakan, narasi itu juga dibentuk oleh framing-framing yang tidak tepat untuk membentuk isu melemahkan kritik Demokrat terhadap pemerintahan.

"Padahal, hari ini kalau ada masukan yang kami sampaikan langsung, kan kami saat ini duduknya dekat ini. Nah itulah yang membedakan, kritik tetap, tetapi bukan berarti kritis terus ditampilkan di luar, kita bisa membedakan posisi pada saat kita punya tugas dan tanggung jawab di dalam kabinet, lalu kita mengkritisi apa yang terjadi di dalam kabinet, ini kan menjadi pertanyaan besar," kata dia.

"Secara organisasi pun bukan manajemen pemerintahan yang baik kalau misalnya ada anggota kami yang melakukan itu pada saat menjadi anggota kabinet. Dalam bentuk kritik atau masukannya yaitu dilakukan secara langsung di dalam rapat, yang dilakukan secara terbatas dan tertutup agar bisa dilakukan koreksi-koreksi nantinya dalam kebijakan ke masyarakat," tutupnya.

(Redaksi)
 

Halaman 
Tag berita: