Jumat, 3 Mei 2024

Diskusi DPP GMNI Bicara tentang Telemedicine Bersama Kemenkes dan Pakar

Selasa, 12 Mei 2020 20:18

IST

"Seperti yang telah dilakukan startup Halodoc. Melakukan pelayanan dari konsultasi online sampai pada pengantaran obat ke rumah pasien dilakukan dengan teknologi. Terkecuali konsultasi yang memerlukan pemeriksaan langsung di rumah sakit. Dengan itu juga mengurangi risiko untuk terinfeksi Covid-19," ujarnya.

Dengan semakin banyak orang mengakses dan menggunakan telemedicine, diharapkan bisa mengumpulkan data mengenai penderita, PDP, ODP, bahkan Orang Tanpa Gejala (OTG) yang selengkap-lengkapnya.

Sehingga aplikasi ini bisa membantu pemerintah membuat kurva epidemi yang akurat dan bisa melakukan kebijakan yang tepat guna dan tepat sasaran.

"Karena jika kita melihat data jumlah penduduk Indonesia, sekitar 269 juta jiwa. Dan dokter umum 33.500 orang dan 105.147 orang, maka satu dokter/perawat akan menangani 1.944 orang penduduk. Di sini, dimana pentingnya telemedicine sangat membantu menjangkau masyarakat yang jauh dari akses fasilitas kesehatan," jelas Dr.Connie dalam paparannya.

Di akhir, Ketua Umum DPP GMNI Arjuna Putra Aldino menyampaikan, tentang telemdicine, memang harus ada grand design ataupun roadmap dari negara. Dan harus melibatkan banyak sektor termasuk pertahanan.

"Kita harus mendorong telemedicine ini dapat segera direalisasikan. Bukan hanya sekadar wacana, bukan hanya swasta yang melakukan pengembangan. Namun negera harus punya grand design serta melibatkan banyak sektor terutama pertahanan," kata ketum DPP GMNI yang terpilih bersama M. Ageng Dendy sebagai sekretaris jenderal (sekjen) pada Kongres GMNI di Ambon, Desember 2019 itu. (Redaksi Politikal-003)

Halaman 
Tag berita:
Berita terkait