"Ini yang mesti dilakukan jika ingin mendapatkan gambaran yang lebih utuh dan objektif terhadap pemerintahan era Pak SBY dan era Pak Jokowi. Tak bisa sepotong-sepotong yang terbaca sesuai selera dan kepentingan saja," ucap Kamhar.
Ia mengaku pihaknya mendapat informasi dari sumber terpercaya bahwa ada potensi distorsi metodelogi pada survei Charta Politika.
Di mana, kata Kamhar, sampel dalam survei tersebut sudah terlebih dahulu dilakukan penggugusan (cluster) sesuai dengan preferensi politiknya, pada titik-titik basis Jokowi.
"Sehingga pada praktiknya mudah melakukan akrobatik untuk hasil survei yang sesuai dengan keinginan dalam rangka membentuk opini. Ini semakin menambah daftar problematik," ucap dia.
Karenanya, Kamhar menganggap wajar jika ada kecurigaan terhadap hasil survei Charta Politika tersebut.
Di mana, kata Kamhar, sampel dalam survei tersebut sudah terlebih dahulu dilakukan penggugusan (cluster) sesuai dengan preferensi politiknya, pada titik-titik basis Jokowi.
"Sehingga pada praktiknya mudah melakukan akrobatik untuk hasil survei yang sesuai dengan keinginan dalam rangka membentuk opini. Ini semakin menambah daftar problematik," ucap dia.