POLITIKAL.ID, SURABAYA - Organisasi mahasiswa ektra kampus yang tergabung dalam kelompok cipayung plus Jawa Timur yakni HMI, GMNI, KAMMI, KMHDI, GMKI dan IMM menilai Gubernur gagal dalam menangani penyebaran Covid-19.
Menurut Yogi Pratama Ketua Umum HMI Jawa Timur, Jawa Timur menjadi peringkat kedua terbanyak kasus positif Covid-nya setelah Jakarta. Hingga saat ini, jumlahnya mencapai 1.772 orang yang positif Covid-19. Padahal beberapa kabupaten/kota di Jawa Timur sudah ada yang terapkan PSBB. Tapi kenapa kasusnya semakin bertambah?
"Selain PSBB yang tidak efektif, Ini menunjukkan bahwa Gubernur gagal dalam mengkordinasi tiga daerah yakni Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik yang menjadi epicentrum pandemic baru. Belum lagi kita bicara kabupaten lainnya di Jatim. Sejauh ini belum terlihat strategi yang jitu dan dari Gubernur dalam perang melawan Covid-19 di kabupaten/kota" katanya.
Lebih lanjut, Naha Ketua GMNI Jawa Timur menilai selama masa PSBB tidak ada kordinasi yang baik antara pemerintah provinsi Jawa Timur dan daerah yang menerapkan PSBB. Gubernur Jatim dan Pemkot Surabaya terlihat saling menyalahkan. Ini kan merupakan contoh yang tidak baik dalam ngurus Covid-19.
"Mestinya Gubernur Jatim harus bisa merangkul dan mengajak komunikasi daerah-daerah yang kesulitan menangani Covid-19. Hari ini, saatnya saling Gotong-royong. Pemprov jangan sampai kalah sama masyarakat. Masyarakat sudah gotong royong menggalang donasi. Tidak perlu saling singgung atau sindir, mending fokus urus Covid-19." Pungkasnya.
Rijal selaku Ketua KAMMI Jawa Timur juga menilai bahwa penanganan Covid-19 oleh pemprov lamban sehingga tidak menyelasaikan penyebarannya. Alih-alih semua daerah di Jatim menjadi Zona Merah.