POLITIKAL.ID - Masa depan politik Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi perhatian banyak pihak, setelah nantinya tak lagi menduduki kursi RI 1.
Status Jokowi sebagai kader PDIP dinilai kurang menguntungkan ketokohannya di republik ini.
Terlebih, PDIP telah menyiapkan ancang-ancang sebagai oposisi pada pemerintahan selanjutnya yang kemungkinan akan diduduki Prabowo-Gibran.
Tak sedikit yang mengaitkan Jokowi bakal berpindah haluan ke partai pendukung Prabowo-Gibran.
Dua partai terkuat yang dekat dengan Jokowi adalah Gerindra dan Golkar.
Lantas mana yang cocok dengan gaya Jokowi?
Pengamat Politik Universitas Al Azhar Ujang Komarudin menilai Jokowi lebih condong memilki kesamaan dengan Golkar ketimbang Gerindra.
Menurut Ujang, Golkar menjadi partai yang paling realistis untuk Jokowi, berdasarkan nama besar dan perolehan suara di Pemilu 2024.
"Kalau dibilang akan bergabung Golkar atau Gerindra, Golkar yang lebih realistis untuk Jokowi," ucap Ujang, mengutip Kompas.com, Sabtu (2/3/2024).
Ujang membeberkan tiga alasan Jokowi bakal berlabuh ke partai berlambang beringin itu.
Pertama, Ketua Umum Partai Golkar saat ini Airlangga Hartarto memiliki persoalan hukum.
"Lalu (alasan kedua) Golkar juga biasa pragmatis, ketiga golkar juga sekarang ini sedang dikendalikan Jokowi, semua manut taat pada Jokowi," ungkapnya.
Sedangkan jika memilih Gerindra, Jokowi akan sulit leluasa, mengingat masih ada sosok Prabowo Subianto dominan.
"Kita lihat seperti apa nanti, kenapa tidak di Gerindra, karena Gerindra masih ada sosok Prabowo sebagai Ketua Umum Partai gerindra sebagai back-up politik," ucapnya.
"Kalau presiden tidak punya kekuatan atau tidak memegang partai, nanti akan lemah dan bisa jadi mainan orang lain," ujarnya menambahkan.
Sebelumnya, Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartarto sudah membuka pintu selebar-lebarnya untuk Jokowi bergabung.
Jika Jokowi masuk Golkar, akan berefek domino pada Gibran Rakabuming Raka yang statusnya juga masih mengambang sebagai kader PDIP.
Apalagi, sejak dicalonkan sebagai cawapres Prabowo, Gibran sering diisukan bergabung dengan Golkar.
Namun Gibran belum mau terlalu jauh memikirkan kendaraan politiknya.
"Itu lho, saya katakan saya masih fokus sama pekerjaan yang ada di balai kota," ucap Gibran belum lama ini.
(REDAKSI)