"Bahkan ada yang mencemaskan kalau krisis ini jauh lebih berat dibandingkan krisis tahun 1998 dan tahun 2008 dulu," ujarnya.
Lebih lanjut, SBY menyatakan Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve) telah menjalankan kebijakan moneter dan tindakan 'berskala besar', antara lain mengalirkan dana US$700 miliar dan sejumlah tindakan moneter (bagian dari Quantative Easing).
Pensiunan jenderal TNI itu menyebut untuk meredakan badai ekonomi diperlukan penanganan bersama yang serius, termasuk kebijakan dan tindakan secara nasional di masing-masing negara. Ia meminta pemerintah menyelamatkan ekonomi di tengah badai corona.
"Kalau ekonomi kita kuat, semua fundamentalnya kokoh dan tak memiliki risiko apapun, kita boleh agak tenang," katanya.
Berdasarkan data pemerintah, pasien positif Covid-19 sejak diungkapkan pada awal Maret ini kini mencapai 172 orang per Selasa (17/3). Dari data itu, sembilan pasien dinyatakan sembuh dan 5 meninggal dunia. (*)
Artikel ini telah tayang di cnnindonesia.com dengan judul "Ekonomi Bergolak karena Corona, SBY Minta Jokowi Tak Lamban"